PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
(CLASSROOM ACTION RESEARCH)
“Penggunaan
Metode Demonstrasi Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa pada Konsep
Kerja Ilmiah dalam Mata Pelajaran Biologi
Kelas
X MIA 4 di SMAN 4 Kota Cirebon ”
Diajukan untuk Memenuhi
Tugas Mandiri
Mata
Kuliah :
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Dosen :
Megayani, M.Pd
Oleh:
Nama : Diah
Nurul Utami
NIM :
141116110011
Kelas : T. IPA-Biologi C/VII
KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Motivasi merupakan salah satu hal utama yang
mendasari seseorang menikmati suatu pekerjaan atau aktivitas. Tanpa motivasi,
suatu kegiatan akan terasa tidak nyaman bahkan membebani pelakunya. Khusus
dalam dunia pendidikan, motivasi sangat diperlukan peserta didik untuk
membangun sebuah kesiapan diri dalam menangkat dan menyimpan informasi
pelajaran yang disampaikan guru di sekolah. Seperti yang dikemukakan Yunsirno
(2010 : 98) bahwa belajar tanpa motivasi atau dorongan tidak akan sampai ke
alam bawah sadar, dalam artian, apa yang telah dipelajari siswa tidak akan
direfleksikan dalam kehidupannya.
Rendahnya
motivasi belajar siswa kelas X MIA 4 terhadap BAB Ruang Lingkup Biologi yang
menekankan konsep metode ilmiah atau kerja ilmiah, dibuktikan dengan
ketidaksiapan siswa dalam menerima materi tersebut, juga siswa yang tidak
tertarik dengan materi yang disampaikan guru. Hal ini terlihat dari respon
siswa yang cenderung pasif selama pembelajaran dan pemahaman mereka mengenai
materi lebih rendah dibandingkan kelas MIA (Matematika dan Ilmu Alam) lainnya,
sehingga untuk kelas X MIA 4 ini tidak mendapatkan pemahaman dalam menentukan
variabel metode ilmiah sehingga dilakukan PTK. PTK tidak dilakukan di kelas MIA
lain karena kelas lain telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
Beberapa upaya penguatan materi dilakukan di
akhir pembelajaran, seperti memberi contoh penelitian sederhana untuk
ditentukan setiap variabelnya, juga penjelasan ulang. Namun, hal tersebut tidak
menyumbang banyak untuk meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar sehingga
hasilnya tidak memuaskan.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, dapat diduga
penyebab mengapa mutu belajar siswa rendah pada materi metode ilmiah, antara
lain sebagai berikut. Siswa kurang termotivasi untuk belajar di rumah sebelum
belajar di sekolah; siswa merasa bosan dalam belajar biologi karena guru yang
masih mengandalkan metode ceramah; siswa kurang berminat dalam materi metode ilmiah
karena guru menyampaikan materi yang bersifat verbal/hapalan; jam pelajaran
biologi setelah istirahat dan berada pada jam pelajaran akhir di hari Jum’at;
minat baca siswa rendah; siswa kurang berani bertanya saat proses belajar
mengajar; guru memiliki sifat tegas yang ditakuti siswa.
Berdasarkan sejumlah permasalahan yang telah
disebutkan di atas, ada satu masalah yang menjadi perhatian peneliti, yaitu
masalah rendahnya motivasi siswa dalam belajar biologi. Sebagian besar siswa
tidak mendapatkan motivasi atau dorongan belajar karena guru biologi melupakan
apersepsi di awal proses pembelajaran. Juga karena hari Jumat merupakan hari
bersih-bersih dan olahraga sehingga siswa lelah untuk belajar, apalagi
pelajaran terakhir. Selain itu, siswa kurang mendapatkan dukungan belajar dari
orang tua maupun sumber bacaan.
Usaha yang diperkirakan mampu untuk
meningkatkan motivasi belajar biologi materi metode ilmiah pada kelas X MIA 4
di SMAN 4 Cirebon yaitu dengan menerapkan metode demonstrasi. Siswa diajak
bereksperimen atau melakukan penelitian sederhana sesuai dengan langkah-langkah
dalam metode ilmiah. Kemudian siswa secara berkelompok diharapkan mampu
menentukan variabel-variabel dalam penelitian tersebut.
Pemilihan metode demonstrasi ini dikarenakan
siswa akan lebih tertarik untuk belajar jika melibatkan aspek psikomotor
mereka. Maksudnya, siswa melakukan uji coba terhadap objek eksperimen secara
langsung sehingga mereka tidak jenuh dalam belajar dan lebih menikmati proses
pembelajaran yang berlangsung di kelas tersebut.
Metode demonstrasi sendiri yaitu proses
pembelajaran yang melibatkan media belajar sebagai benda yang memeragakan
konsep biologi. Keunggulan metode ini yaitu materi yang diajarkan akan masuk ke
long term memory karena berupa
pengalaman berkesan; siswa juga lebih paham dengan langkah-langkah dalam metode
ilmiah karena dipraktikkan; dan siswa lebih tertarik untuk belajar.
Kelemahannya yaitu membutuhkan alat dan bahan yang harus disiapkan beserta
dengan rancangan kerjanya; siswa secara inkuiri dalam mengaitkan penelitian
dengan materi yang sedang dipelajari.
Penelitian tindakan kelas ini diharapkan
bermanfaat untuk memacu motivasi siswa kelas X MIA 4 di SMAN 4 Cirebon dalam
belajar biologi. Bagi guru dijadikan bahan masukan tentang penggunaan metode
demonstrasi dalam pembelajaran biologi dalam rangka meningkatkan motivasi
belajar siswa; juga untuk meningkatkan mutu sekolah.
B.
Identifikasi Masalah
Masalah yang teridentifikasi dari penelitian
ini yaitu sebagai berikut.
1.
Rendahnya
motivasi belajar siswa kelas X MIA 4 di SMAN 4 Cirebon terhadap belajar biologi
materi metode ilmiah.
2.
Kurangnya
strategi guru dalam memenuhi kebutuhan siswa akan motivasi belajar.
3.
Siswa
kurang termotivasi untuk belajar di rumah sebelum belajar di sekolah.
4.
Siswa
merasa bosan dalam belajar biologi karena guru yang masih mengandalkan metode
ceramah.
5.
Siswa
kurang berminat dalam materi metode ilmiah karena guru menyampaikan materi yang
bersifat verbal/hapalan.
6.
Jam
pelajaran biologi setelah istirahat dan berada pada jam pelajaran akhir di hari
Jum’at.
7.
Minat baca
siswa rendah.
8.
Siswa
kurang beran bertanya saat proses belajar mengajar.
9.
Guru
memiliki sifat tegas yang ditakuti siswa
C.
Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang terdapat dalam penelitian
ini, dirumuskan sebagai berikut.
1.
Apakah
tindakan yang dibutuhkan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa kelas X MIA 4
pada materi metode ilmiah?
2.
Bagaimana peningkatkan
motivasi belajar siswa dalam belajar biologi di kelas X MIA 4 SMAN 4 Cirebon
dengan penggunaan metode demonstrasi?
D.
Pembatasan Masalah
Penelitian tindakan kelas ini memusatkan
batasan masalah pada penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa pada materi metode ilmiah terhadap kelas X MIA di 4 SMAN 4 Cirebon.
E.
Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
dengan tujuan antara lain sebagai berikut.
1.
Mengetahui
tindakan yang diambil dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X MIA 4
pada materi metode ilmiah.
2.
Mengetahui
peningkatkan motivasi belajar siswa dalam belajar biologi di kelas X MIA 4 SMAN
4 Cirebon dengan penggunaan metode demonstrasi.
F.
Manfaat Penelitian
Adanya penelitian ini bermanfaat untuk beberapa
pihak terkait, di antaranya yaitu sebagai berikut.
1.
Bagi guru,
menambah pengalaman guru dalam melaksanakan PTK.
2.
Bagi
pengembang kurikulum, menambah masukan penelitian mengenai penggunaan metode
demonstrasi terhadap peningkatkan motivasi belajar siswa.
3.
Bagi
sekolah, meningkatkan mutu sekolah dengan adanya guru yang melaksanakan PTK
& menemukan salah satu solusi untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.
4.
Bagi
siswa, meningkatkan motivasi belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai
dengan proses yang lebih berkesan dan menyenangkan.
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1.
Motivasi
Belajar
a. Pengertian
Motivasi, Belajar, Motivasi Belajar
1)
Motivasi
Motivasi diartikan sebagai dorongan-dorongan yang
timbul dalam diri seorang untuk melaksanakan kegiatannya dengan penuh semangat.
Dorongan ini menggerakan seseorang tersebut untuk melakukan sesuatu yang sesuai
dengan dorongan dalam dirinya.
Motivasi adalah pernyataan perasaan atau pikiran yang
membantu terciptanya kerja yang optimal dan keadaan dalam diri pribadi
seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Menurut Woodworth dalam Pasaribu menyatakan bahwa
motivasi adalah suatu set yang dapat individu lakukan dalam kegiatan-kegiatan
tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Sedangkan menurut Webster’
dalam Pasaribu, motivasi adalah suatu yang mendorong untuk berbuat. Hilgard
dalam pasaribu berpendapat bahwa motivasi adalah suatu keadaan dalam individu
yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan
tertentu, (Pasaribu, 1983:50).
Mamik menyatakan ada tiga hal pokok dalam motivasi,
yaitu ada dorongan, usaha dan tindakan (perilaku) yang secara sederhana dapat
diartikan sebagai dorongan. Motivasi merupakan konsep yang kita gunakan untuk
menggambarkan dorongan-dorongan yang timbul pada atau di dalam seorang individu
yang menggerakan dan mengarahkan perilaku, (Mamik, 2010:138).
Berdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulakan
bahwa motivasi adalah suatu keadaan atau tenaga yang berasal dari dalam diri
manusia yang mendorong untuk bertindak, melakukan sesuatu, untuk mencapai suatu
tujuan.
2)
Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah,
kegitan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa
berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada
bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Belajar adalah
suatu proses yang dapat merubah tingkah laku seseorang secara disadarinya.
Oemar Hamalik mengemukakan pengertian belajar adalah
perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman,
(Hamalik, 2002:154). Ahmad Sabri menyatakan bahwa “pada dasarnya belajar adalah
perubahn tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya, maka siswa harus
merasakan adanya sesuatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi”, (Sabri,
2005:58).
Hilgard dalam Pasaribu mengatakan belajar adalah suatu
proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan. Perubahan yang dimaksud
mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, (Pasaribu, 1983:59). Sedangkan
menurut Gagne dalam Agus Suprijono belajar adalah perubahan disposisi atau
kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Menurut Tranvers, belajar
adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku, (Suprijono, 2013:2).
Dari uraian di atas dapat penulis simpulan bahwa belajar
merupakan suatu usaha untuk mengubah tingkah laku, hal ini berarti bahwa dengan
belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar.
Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga
berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat,
penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku
pribadi seseorang.
3)
Motivasi
Belajar
Motivasi dalam belajar adalah faktor
yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong siswa untuk
lebih giat belajar. Belajar merupakan bagian dari kehidupan, oleh karena itu
belajar berlangsung seumur hidup, kapan saja, dan dimana saja.
Pengertian motivasi belajar itu
sendiri dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono adalah kekuatan mental yang
mendorong terjadinya belajar. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian,
kemauan, atau cita-cita. Sedangkan menurut Hanzah, motivasi belajar adalah
dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang
mendukung, (Dimyati dan Mudjiono, 2006:80).
Sadirman mengemukakan bahwa dalam kegiatan
belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai, (Sadirman,
2010:75).
Berdasarkan pengertian motivasi
belajar diatas, maka dapat penulis simpulkan bahwa motivasi belajar adalah
dorongan-dorongan yang timbul pada seseorang untuk melakukan suatu kegiatan
perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik lagi. Pada hakikatnya motivasi
belajar adalah dorongan pada diri siswa untuk mengadakan perubahan tingkah
laku.
b.
Fungsi Motivasi dalam Belajar
Dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan adanya
motivasi, karena dangan motivasi tersebut hasil belajar akan menjadi optimal.
Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran
tersebut. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha
belajar bagi para siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi,
yaitu sebagai berikut:
1)
Mendorong manusia
untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energy.
Motivasi dalam hal merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
2)
Menentukan arah
perbuatan, yakni kea rah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi
dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuannya.
3)
Menyeleksi perbuatan,
yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna
mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan tersebut,
(Sadirman, 2010:85).
c. Macam-macam
Motivasi
Macam atau jenis motivasi itu dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang, yaitu sebagai berukut:
1)
Motivasi dilihat dari
dasar pembentukannya
a)
Motif bawaan
Motif
bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa
dipelajari. Sebagai contoh misalnya: dorongan untuk makan, dorongan untuk
bekerja, untuk istirahat. Motif-motif ini seringkali disebut motif yang
disyaratkan secara biologis. Arden N. Frandsen member istilah jenis motif Physiological Drives.
b)
Motif yang dipelajari
Maksudnya
motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh: dorongan untuk
belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam
masyarakat. Motif-motif ini sering disebut dengan motif sosial. Sebab manusia
hidup dalam lingkungan sosial dengan sesame manusia yang lain, sehingga
motivasi itu terbentuk.
2)
Jenis motivasi menurut
pembagian dari Woodworth dan Marquis.
a)
Motif kebutuhan
organis, meliputi kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, berbuat, dan
beristirahat.
b)
Motif darurat,
meliputi dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk
berusaha. Jelasnya motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari luar.
c)
Motif-motif objektif.
Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan
manipulasi, untuk menaruh minat. Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk
dapat menghadap dunia luar secara efektif.
3)
Motivasi jasmaniah dan
rohaniah
Ada
beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis yakni
motivasi jasmaniah dan motivasi roheniah. Yang termasuk motivasi jasmaniah
seperti misalnya : refleksi, instink otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk
motivasi rohaniah, yaitu kemauan.
4)
Motivasi instrinsik
dan ekstrinsik
a)
Motivasi instrinsik
Motivasi
instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu.
b)
Motivasi ekstrinsik
Motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk
motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan
dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
d.
Cara Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa
Sebelum
kegiatan belajr mengajar dimulai, hendaknya guru mempersiapkan diri sedemikian
rupa, seperti apa kegiatan belajar mengajar akan dilaksanakan, dan berupaya
membangkitkan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dececco
Grawford dalam Slameto mengemukakan cara meningkatkan motivasi siswa adalah
dengan :
1)
Menggairahkan Siswa
Dalam
kegiatan rutin di kelas sehari-hari pengajar harus berusaha menghindari hal-hal
yang monoton dan membosankan. Guru harus memberikan kebebasan tertentu untuk
berpindah dari satu aspek ke aspek lain aspek pelajaran dalam situasi belajar.
2)
Memberikan harapan
realitis
Guru
harus memelihara harapan-harapan siswa yang realistis, dan memodifikasi
harapan-harapan yang kurang atau tidak realistis. Bila siswa telah banyak mengalami
kegagalan, maka guru harus memberikan sebanyak mungkin keberhasilan pada siswa.
3)
Memberikan insentif
Bila
siswa mengalami keberhasilan, pengajar diharapkan memberikan hadiah pada siswa (dapat berupa
pujian, angka yang baik dan sebagainya) atas keberhasilannya.
4)
Mengarahkan
Pengajar
harus mengarahkan tingkah laku siswa, dengan cara menunjukan pada siswa hal-hal
yang dilakukan secara tidak benar dan meminta pada mereka melakukan sebaik-baiknya, , (Slameto, 2003:175).
Sementara
Gagne dan Berliner dalam Slameto mengemukakan sejumlah cara meningkatkan
motivasi siswa, diantaranya yaitu cara :
1)
Pergunakan pujian
verbal
Kata-kata
seperti “baik”, “bagus”, yang diucapkan segera setelah siswa melakukan tingkah
laku yang diinginkan atau mendekati tingakh laku yang diinginkan merupakan
pembangkit motivasi yang besar.
2)
Pergunakan tes dalam
nilai secara bijaksana
Kenyataan
bahwa tes dan nilai dipakai sebagai dasar berbagai hadiah social, (seperti penerimaan
lingkungan, uang yang lebih banyak) menyebabkan tes dan nilai dapat menjadi
satu kekuatan untuk memotivasi siswa.
3)
Bangkitkan rasa ingin
tahu siswa dan keinginan untuk mengadakan eksplorasi. Dengan melontarkan
pertanyaan atau masalah, pengajar dapat menimbulkan suatu konflik konseptual
yang merangsang siswa untuk belajar.
4)
Untuk tetap dapat
perhatian, sekali-kali pengajar dapat melakukan hal-hal yang luar biasa,
misalnya meminta siswa menyusun soal-soal tes, menceritakan problem guru dan
belajar, dan sebagainya.
5)
Merangsang hasrat
siswa dengan jalan memberikan contoh hadiah yang akan diterimanya bila ia
berusaha untuk belajar,
(Slameto, 2003:176).
Dapat
dipahami bahwa untuk membangkitkan motivasi siswa, guru diharapakan mampu
mengarahkan, mendorong serta memberikan perhatian pada siswa agar semangat belajarnya
tidak menurun.
Dari
uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa banyak cara yang dapat ditempuh
untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, dari mulai mengidentifikasi
penyebab menurunnya motivasi untuk dilakukan langkah penanganan, sampai pada
upaya untuk memenuhi kebutuhan siswa daris segi sarana dan prasarana belajar
serta lingkungan sekolah. Memberikan perhatian secara lebih intensif agar siswa
lebih giat belajar lagi.
Penguat kajian teori ini berupa penelitian terdahulu
yang hampir serupa yaitu laporan PTK milik Nani Heryani (2012) yang berjudul Penggunaan Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Matematika Siswa Pokok Bahasan Geometri (Studi Eksperimen di Kelas IX
SMP Negeri 1 Ciwaru Kabupaten Kuningan).
2.
Metode
Demonstrasi
Sanjaya (2011:152) menjelaskan bahwa metode
demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang dalam penyajian pelajarannya
dilakukan dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu
proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
Demosntrasi di dalam kelas dapat menimbulkan
kesan positif bagi siswa, sehingga pelajaran yang mereka terima bisa tersimpan
dengan baik dalam long term memory karena selain melihat dan
mendengarkan, mereka juga melakukan. Siswa cenderung akan lebih tertarik dengan
suatu pembelajaran yang dilakukan menggunakan suatu peragaan atau demonstrasi.
Keunggulan metode demonstrasi lebih ke arah psikomotor dimana metode ini menuntut
siswa agar aktif belajar sambil melakukan/ memperagakan apa yang mereka
pelajari.
3.
Konsep
Biologi Kelas X “Metode Ilmiah”
Dalam mempelajari gejala yang ada di alam
semesta ini, para ilmuwan menggunakan merode yang sistematis dan logis yang
disebut dengan metode ilmiah. Adapun tahapan ilmiah yang harus dilakukan dalam
metode ilmiah antara lain melakukan pengamatan (observasi), mengajukan
pertanyaan, membuat hipotesis (dugaan sementara), membuat prediksi (prakiraan),
dan melakukan eksperimen.
a. Pengamatan
Pengamatan adalah kegiatan mengamati suatu
objek, dimana kita akan dapat mendeskripsikan objek tersebut. Pengamatan dapat
dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Pengamatan kualitatif dapat
dilakukan dengan menggunakan indera peraba, penglihatan, pendengaran, pembau,
dan pengecap tanpa adanya acuan dengan satuan pengukuran baku. Sedangkan
pengamatan secara kuantitatif merupakan pengamatan yang dilakukan dengan
menggunakan alat ukur yang mengacu pada satuan pengukuran yang baku, seperti
pengukuran panjang, lebar, tinggi, luas, dan lain sebagainya.
b. Pertanyaan
Setelah memperoleh hasil pengamatan, dapat
diajukannya pertanyaan. Pertanyaan tersebut haruslah berkaitan dengan apa yang
telah diamati. Contoh pertanyaan yang diajukan.
1) Mengapa terjadinya perbedaan antara tanaman
yang ditanam di tempat terbuka dengan tanaman yang ditanam di tempat tertutup?
c. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang dalam
pembuktiannya membutuhkan pengujian lebih lanjut.Hipotesis ini berupa suatu
pernyataan.Dalam hipotesis terdapat 2 variabel, yaitu variable bebas dan
variable terikat. Variable bebas merupakan variable yang dibuat dengan tidak
sama oleh para peneliti, sedangkan variable terikat merupakan variable yang
terjadi karena perlakuan dari variable bebas. Jadi pada pernyataan hipotesis
menunjukkan adanya pengaruh yang diberikan oleh variable terikat.
d. Prediksi
Hipotesis tersebut dapat diuji kebenarannya
setelah dibuat prediksi atau prakiraan. Prediksi ini didasarkan pada pengamatan
yang cermat oleh pengamat.Prediksi adalah pernyataan yang dapat dibuktikan
dengan eksperimen.
e. Eksperimen
Eksperimen ini dapat dilakukan pada lingkungan
sekolah atau rumah yang sudah terkontrol secara baik.Berdasarkan eksperimen
tersebut dapat diperoleh data hasil penelitian yang kemudian diolah dan
diinterpretasikan atau dijelaskan sehingga dapat dihasilkan kesimpulan.
Kesimpulan tersebut dapat dikatakan benar jika diperoleh kesimpulan yang sama
pula dari beberapa penelitian.
Tahapan dalam metode ilmiah tersebut digunakan
dalam berbagai penelitian ilmiah dan telah mengungkapkan berbagai fakta,
penemuan, dan metode ilmiah.
1. Penelitian Ilmiah
Penelitian ilmiah banyak digunakan oleh para
ilmuwan untuk mengetahui berbagai gejala dan fakta yang ada di alam semesta
ini. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penelitian, yaitu:
a. Kerangka Acuan Penelitian
Isi dari kerangka acuan penelitian adalah
pokok-pokok pikiran yang menjadi dasar penelitian. Tujuan dibuatnya kerangka
acuan penelitian adalah agar penelitian tersebut dapat dikomunikasikan pada
orang yang lebih ahli dalam penelitian untuk memperoleh saran, pendapat, maupun
bantuan dana. Kerangka acuan penelitian ini terdiri dari:
1) Judul Penelitian
Judul penelitian berfungsi sebagai identitas
penelitian. Isi dari judul ini harus spesifik, dan menggambarkan masalah yang
diteliti.
2) Latar Belakang
Latar belakang dalam kerangka acuan penelitian
ini menunjukkan konteks permasalahan yang diteliti dan tujuan dilakukannya
penelitian tersebut
3) Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan rumusan dari
permasalahan yang akan diteliti. Rumusan masalah tersebut harus terjawab dengan
adanya penelitian sehingga dapat memperoleh data atau hasil yang dapat menjawab
rumusan masalah terbut.Rumusan masalah harus dinyatakan dengan jelas tanpa menimbulkan
penafsiran yang ganda.
4) Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk
menguraikan atau mendeskripsikan suatu objek atau gelaja alam yang
terjadi.Tujuan penelitian juga dapat bertujuan untuk menguji suatu hipotesis.
5) Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian memiliki banyak manfaat, baik dari
aspek teorits maupun aspek praktis.Aspek teoritis yaitu sebagai sumbangan bagi
pengembangan ilmu, sedangkan aspek praktis yaitu manfaat dari penerapannya di
masyarakat.
b. Proposal Penelitian
Kerangka acuan yang yang telah mendapat
tambahan informasi dari berbagai sumber dan saran dari para ahli dapat
dikembangkan dalam bentuk proposal penelitian. Proposal penelitian juga berisi
tentang:
1) Identifikasi Variable Penelitian
Variable dalam penelitian ilmiah terdiri dari
variable bebas, variable control, dan variable terikat.
Variable bebas : factor
lingkunga seperti cahaya matahari, suhu, dan air.
Variable control : tempat
penanaman di luar dan di ruang tertutup.
Variable terikat : kecepatan
perkecambahan
2) Tinjauan Pustaka
Dalam tinjauan pustaka berisikan teori dan
hasil pengamatan yang telah dilakukan dahulu yang berkaitan dengan masalah yang
sedang diteliti. Contoh tinjauan pustaka dalam penelitian tentang pengaruh
factor lingkungan terhadap perkecambahan biji kacang hijau, yaitu:teori tentang
factor-faktor lingkungan, teori tentang perkecambahan biji.
3) Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari
pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah.Hipotesis bersifat teoritis, karena
hipotesis disusun berdasarkan teori yang telah diuraikan dalam tinjauan
pustaka. Hipotesis ini akan dibuktikan kebenarannya setelah dilakukannya
penelitian dan diperoleh data hasil penelitiannya.
4) Metode Penelitian
Dalam metode penelitian ini, berisikan tentang
uraian bagaimana penelitian tersebut dilakukan.Metode penelitian dimulai dari
perumusan operasional variable, merancang penelitian, penentuan populasi dan
sampel, serta penentuan alat dan bahan.
5) Jadwal Penelitian
Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu
menyusun jadwal penelitian.Hal itu dilakukan agar penelitian tersebut dapat
membuahkan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan.
c. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian berisikan
langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian.
d. Analisis Data
Analisis data diperlukan untuk membuktikan
kebenaran hipotesis dengan cara mengolah data hasil penelitiannya. Tahapan yang
dilakukan untuk menganalisis data adalah dengan mendeskripsikan data, maksudnya
menyajikan data yang mudah untuk dipahami oleh orang lain, menginterpretasikan
data, dan menguji hipotesis.
B. Penelitian Terdahulu
Nani
Heryani (2012) melakukan penelitian tentang Penggunaan Metode Demonstrasi dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Pokok Bahasan Geometri (Studi
Eksperimen di Kelas IX SMP Negeri 1 Ciwaru Kabupaten Kuningan). Kesimpulannya
adalah dengan diterapkan metode demonstrasi ini motivasi belajar siswa
meningkat 70%.
C. Kerangka Berpikir
Motivasi merupakan
satu diantara ilmu-ilmu pendidikan yang harus dikuasai oleh pendidik, disamping
metode, strategi, model, media, penilaian, dll. Dalam
belajar, motivasi penting sekali diterapkan karena motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai satu tujuan dengan
menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga siswa mampu mencapai tujuan
pembelajaran.
Motivasi belajar siswa
terhadap mata pelajaran biologi dipengaruhi oleh berebagai faktor, salah satunya adalah alat peraga atau demonstrasi yang
digunakan guru dalam proses belajar mengajar. Seberapa besar tingkat penguasaan
guru dalam melakukan
demonstrasi terhadap suatu konsep
dalam biologi dapat berpengaruh terhadap peningkatan motivasi siswa
untuk belajar.
Kegiatan belajar
mengajar melibatkan kemampuan guru dan perhatian siswa, kemampuan guru dalam
penyampaian materi dan kemampuan menarik minat siswa serta mampu memilih metode yang tepat,
akan memberikan dampak positif bagi siswa dalam meningkatkan motivasi belajarnya.
Penelitian ini
memiliki kerangka berpikir sebagai berikut:
Guru:
· Belum melakukan apersepsi dengan baik
· Belum menggunakan alat peraga
|
Siswa:
Tidak
semangat belajar di kelas karena tidak termotivasi
|
Siklus I:
Meningkatkan apersepsi
|
Siklus II:
Penggunaan metode
demosntrasi
|
KONDISI AWAL
|
TINDA-KAN
|
KONDISI AKHIR
|
Menggunakan
metode demonstrasi
|
MOTIVASI
BELAJAR SISWA
MENINGKAT
|
Bagan 2.1: Kerangka berpikir PTK
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah “suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul”. (Arikunto, 2012:71). Berdasarkan
literasi yang telah disampaikan di
atas, hipotesis yang dapat ditarik adalah sebagai
berikut:
Ha : Melalui penggunaan metode demonstrasi dapat menumbuhkan motivasi
belajar siswa.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Setting
Penelitian
1.
Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas
ini dilakukan tanggal 15 dan 17 November 2014 tahun ajaran 2014/2015. Waktu
penelitian ditentukan pada tanggal tersebut karena jadwal pelajaran biologi di
kelas X MIA 4 dengan materi metode ilmiah. Bab Ruang Lingkup Biologi sendiri
telah disampaikan 2 kali proses pembelajaran, dan konsep metode ilmiah juga
telah diajarkan pada masing-masing kelas X MIA. Pertemuan ketiga dari bab Rung
Lingkup Biologi dijadikan sebagai penelitian tindakan kelas khusus kelas X MIA
4 sebagai bahan perbaikan terhadap proses pembelajaran yang kurang membuat
siswa termotivasi dan penguasaan konsep yang rendah.
2.
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di
SMA Negeri 4 Cirebon kelas peminatan X MIA 4. Pelaksanaan di kelas tersebut
karena siswa kelas X MIA 4 kurang termotivasi dalam belajar yang diketahui
dengan menurunnya respon siswa terhadap materi yang disampaikan guru, aktivitas
siswa yang pasif, dan penguasaan konsep yang lebih rendah dibanding kelas-kelas
X MIA lainnya.
B. Subjek
Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 4 Cirebon. Subjek penelitian adalah siswa
kelas X MIA 4 yang berjumlah berjumlah 40 orang; dua belas orang siswa laki-laki dan delapan belas
orang siswa perempuan. Sedangkan objek
penelitiannya adalah penerapan metode pembelajaran demonstrasi.
C. Sumber
Data
Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi
dua, yaitu:
1. Sumber data dari siswa
Sumber data dari siswa
diperoleh dengan pengamatan aktivitas belajar siswa di kelas selama
pembelajaran di langsungkan. Hasil belajar siswa dan motivasi belajar siswa kelas
X MIA selama proses belajar mengajar sebelumnya menjadi sumber data yang dapat
saling dibandingkan, sehingga melalui perbandingan hasil belajar dan motivasi
siswa antar kelas dapat diketahui bahwa kelas X MIA memiliki motivasi belajar
yang paling rendah.
2. Sumber lain dari guru
atau teman sejawat
Melakukan pengumpulan
informasi mengenai siswa kelas X MIA 4 dari guru lain yang mengampu mata
pelajaran lain. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan perspektif yang sama dari
sesama guru mengenai hasil belajar dan motivasi kelas X MIA 4 di SMA Negeri 4 Cirebon.
Dengan demikian, guru dapat menerapkan penelitian tindakan kelas dengan
menemukan solusi yang dibutuhkan siswa dalam.
D. Teknik
dan Alat Pengumpulan Data
1.
Teknik Pengumpulan Data
a.
Angket
Angket yang penulis buat berupa
pernyataan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran berbasis sains
budaya lokal Ngahuma pada konsep ekosistem. Angket dalam penelitian ini
adalah angket tertutup, jawaban angket sudah disediakan oleh penulis selanjutnya
responden tinggal memberikan pilihan dengan cara menceklis jawaban yang
dianggap sesuai pada tabel yang sudah disediakan.
Menurut Sukardi (2007) bentuk
angket model skala Likert mengharuskan responden untuk menjawab semua
pertanyaan dengan jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju),
dan STS (Sangat Tidak Setuju).
Tabel
3.1: Penilaian dalam angket
Jenis
penilaian
|
SS
|
S
|
TS
|
STS
|
Angket positif
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Angket negatif
|
1
|
2
|
3
|
4
|
b.
Observasi
Observasi adalah suatu cara yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatan teknik yang dilakukan dengan cara
pengamatan secara teliti dan sistematis,
(Arikunto : 2012). Lembar observsi ini
bertujuan untuk mengetahui aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
Dengan cara meneliti motivasi siswa selama
mengikuti pembelajaran dengan konsep “Metode Ilmiah” di kelas X MIA 4 SMA Negeri 4 Cirebon.
2.
Alat Pengumpulan Data
a.
Pedoman angket
Angket yang digunakan
bersifat tertutup dengan alternatif jawaban sangat setuju, setuju, tidak
setuju, dan sangat tidak setuju. Pernyataan dalam angket terdapat positif dan
negatif. Berikut ini adalah kisi-kisi dari angket dalam penerapan metode
demonstrasi untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.
KISI-KISI INSTRUMEN ANGKET SISWA
NO
|
INDIKATOR
|
NO ANGKET
|
|
Pernyataan Positif
|
Pernyataan Negatif
|
||
1.
|
Dorongan siswa
terhadap pembelajaran biologi dengan metode demonstrasi
|
1,2
|
3, 8
|
2.
|
Ketertarikan siswa
terhadap penelitian sederhana
|
5
|
4, 6
|
3.
|
Ketertarikan siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran biologi
|
7, 13
|
9
|
4.
|
Ketertarikan siswa
terhadap konsep metode ilmiah
|
11
|
12
|
5.
|
Motivasi siswa
untuk merefleksikan metode ilmiah dalam pelajaran lainnya atau kehidupan
sehari-hari
|
9, 14
|
16
|
b.
Lembar
observasi
Observasi dilakukan selama
pembelajaran berlangsung baik pada siklus 1 dan siklus 2. Observasi bertujuan
untuk mengetahui respon siswa yang menunjukkan motivasi siswa dalam
pembelajaran biologi konsep Metode Ilmiah. Berikut ini adalah kisi-kisi dari
instrumen observasi.
KISI-KISI OBSERVASI
No.
|
Indikator observasi
|
Nomor observasi
|
1
|
Tertarik untuk melakukan penelitian
sederhana
|
1, 2
|
2
|
Pemahaman untuk menentukan tahapan metode
ilmiah
|
4, 5
|
3
|
Aktif dan tanggap selama proses pembelajaran
|
6, 7
|
4
|
Peduli terhadap dampak penelitian
|
8
|
E. Analisis
Data
1.
Observasi
Aktivitas
yang diamati dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain sebagai berikut:
1) Melakukan
pengamatan pergerakan insang dan tubuh ikan;
2) Melakukan percobaan
sesuai prosedur kerja; 3) Menentukan rumusan masalah dalam penelitian; 4)
Menentukan variabel penelitian; 5) Bekerjasama dengan teman kelompok; 6)
Mengajukan pertanyaan pada guru; 7) Berdiskusi untuk menguraikan tahapan metode
ilmiah, dan; 9) Peduli pada ikan yang masih hidup dan bertanggungjawab.
Cara menghitung skor observasi:
Skor total
=
Kriteria interpretasi skor sebagai berikut:
A = ≥ 85 (Sangat baik)
B = 75 – 84 (Baik)
C = 65 – 74 (Cukup)
D = 55 – 64 (Kurang)
E = < 55 (Sangat kurang)
2.
Angket
Angket
digunakan untuk mengetahui motivasi siswa
terhadap penerapan metode pembelajaran
demonstrasi pada konsep
Metode Ilmiah.
Cara menghitung skor angket muatan positif (+):
Skor untuk 8 orang menjawab (SS) = 10 x 4 = 40
Skor untuk 20 orang menjawab (S) = 20 x 3 =
60
Skor untuk 2 orang menjawab (TS) = 10 x 2 = 20
Skor untuk 0 orang menjawab (STS) = 0 x 1 =
0
Jumlah = 120
Cara menghitung skor angket muatan negatif (-):
Skor untuk 8 orang menjawab (SS) = 0 x 4 = 0
Skor untuk 20 orang menjawab (S) = 10 x 3 = 60
Skor untuk 2 orang menjawab (TS) = 20 x 2 = 40
Skor untuk 0 orang menjawab (STS) = 10 x 1 = 10
Jumlah = 120
a. Jumlah skor ideal untuk setiap item (skor tertinggi)
4 x 40 = 160
b. Presentase skor angket yaitu:
x 100 %
c. Skor item yang ditentukan:
x 100 % = 75 % (kuat)
d. Selanjutnya angket diinterpretasi dengan
kriteria nilai:
0% - 20% =
sangat lemah
21% - 40% =
lemah
41% - 60% =
cukup
61% - 80% =
kuat
81% - 100% = sangat kuat
F. Indikator
Kinerja
Keberhasilan pada penelitian
tindakan kelas ini dapat dilihat pada dua kategori, yaitu pada proses
pembelajaran yang diperoleh dari data kualitatif dan hasil pembelajaran yang diperoleh
dari data kuantitatif. Kategori keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat
dari Penilaian sikap/afektif siswa (motivasi siswa) seperti jujur, disiplin, peduli,
santun, dan bersungguh-sungguh. Kategori keberhasilan pada motivasi belajar minimal
pada tingkat “baik”.
Sebelum pembelajaran
diterapkan metode demosntrasi, motivasi siswa rendah dan penguasaan konsep juga
rendah. Setelah penerapan metode demostrasi, indikator keberhasilan dalam
penelitian ini bisa dilihat dengan peningkatan motivasi belajar siswa yang
ditandai dengan meningkatnya respon siswa terhadap materi yang disampaikan
guru, keaktifan siswa dalam melakukan penelitian sederhana, serta ketertarikan
siswa untuk melakukan demonstrasi di kelas.
Kategori keberhasilan mengenai
hasil pembelajaran dapat dilihat dari penguasaan dan pemahaman siswa terhadap
kompetensi Metode Ilmiah. Keberhasilan pada hasil pembelajaran ditandai dengan
jumlah siswa yang memiliki nilai sama atau lebih dari nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM = 70) mencapai 80%, dan jika jumlah siswa yang memiliki nilai dibawah
nilai KKM tidak mencapai 80% maka proses pembelajaran tidak berhasil (gagal), sehingga
harus dilakukan siklus kedua, ketiga dan seterusnya. Namun jika proses pembelajaran
berhasil, maka tetap dilakukan sampai siklus kedua untuk penguatan keberhasilan
pembelajaran.
G. Prosedur
Penelitian
Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan motivasi siswa yang
terdiri atas 2 siklus. Penelitian tindakan kelas dimulai dengan melakukan analisis
terhadap kondisi kemampuan pembelajaran Ruang Lingkup Biologi. Penelitian ini selanjutnya
terdiri dari perencanaan, implementasi/pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Kemmis
S, 1990 dalam Purwanto, 2011 : 5). Keempat tahapan tersebut merupakan satu siklus.
Apabila pada siklus I mengalami kegagalan, prosedur penelitian tindakan kelas
diulangi pada siklus II, III dan seterusnya.
Apabila siklus I berhasil, penelitian
tindakan kelas juga dapat dilanjutkan ke siklus II, III dan seterusnya sebagai penguatan
hasil pengamatan untuk melihat keberhasilan metode pembelajaran yang dipakai. Rencana
tindakan pada masing-masing siklus dalam PTK dibagi menjadi 4 kegiatan, yaitu
(1) Perencanaan, (2) Implementasi tindakan, (3) Observasi dan evaluasi, serta
(4) Analisis dan refleksi, (Purwanto, 2011 : 7).
ya
|
Berhasil
|
Sudah
cukup
|
Selesai
|
Penerapan
metode demonstrasi untuk menumbuhkan moti-vasi belajar siswa
|
Mulai
|
Planning
|
Acting
|
Observating
|
Reflecting
|
Mengulang siklus
II, dst
|
tidak
|
tidak
|
ya
|
Bagan
3.1: Prosedur PTK
Berikut ini deskripsi dari
setiap tahap siklus 1 penelitian tindakan kelas “Penggunaan Metode Demonstrasi Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa
pada Konsep Kerja Ilmiah dalam Mata Pelajaran Biologi Kelas X MIA 4 di SMAN 4
Cirebon.”
1.
Planning
Tahap perencanaan dilakukan
dengan dibuat RPP Metode Ilmiah melalui metode demonstrasi. Perencanaan
pembelajaran/langkah kerja pada penelitian tindakan kelas siklus 1 adalah
sebagai berikut :
a.
Penyusunan pengembangan silabus dan penilaian
pembelajaran yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, penilaian, alokasi waktu, sumber belajar,
bahan dan alat yang digunakan.
b.
Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
c.
Menyusun skenario pembelajaran dengan memperbaiki
cara menyampaikan apersepsi.
d.
Menyiapkan instrumen untuk mengukur motivasi belajar
siswa.
2. Acting
Setelah tahap perencanaan, selanjutnya
proses pembelajaran dilaksanakan pada kelas X MIA 4 SMA Negeri 4 Cirebon sesuai
jadwal penelitian yang disusun berdasarkan jadwal pelajaran Biologi kelas X MIA
4 di kelas tersebut dengan setiap pertemuan berlangsung selama 3 x 45 menit dan
pada satu siklus terdapat 2 kali pertemuan. Jumlah keseluruhan ada 3 kali pertemuan.
Di siklus 1, data pengamatan
diperoleh dengan cara observasi. Tindakan yang dilakukan di siklus 1 adalah
dengan peningkatkan apersepsi untuk membangkitkan semangat belajar siswa yaitu
dengan cara menceritakan profesi yang diminati siswa (dokter, guru, saintis,
dll) dengan metode ilmiah yang pasti digunakan dalam menjalani profesi-profesi
tersebut.
3. Observing
Kegiatan mengobservasi siswa
dalam proses pembelajaran digunakan lembar observasi dengan tujuan mengetahui
motivasi belajar siswa. Observasi
ini dilakukan selama penelitian berlangsung agar data yang didapatkan valid.
4. Reflecting
Tahap selanjutnya yaitu
refleksi dengan menganalisis data. Hasil dari siklus 1 berhasil atau tidak
dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa, tetap dilanjutkan ke siklus 2 dengan
pembelajaran dengan penerapan metode demonstrasi. Setelah penerapan metode
demonstrasi, siswa diharapkan sudah mampu untuk menentukan rumusan masalah dan
variabel penelitian dalam konsep Metode Ilmiah.
Siklus kedua memiliki
tahapan yang sama dengan siklus pertama. Pada siklus 2 ini, hasil analisis data
dari siklus 1 dibuat untuk menentukan suatu solusi atas permasalahan, yaitu
motivasi belajar siswa yang rendah. Berikut ini tahapan dalam siklus ke-2.
1. Planning
Perencanaan penelitian
sangat penting untuk keberlangsungan penelitian, karena segala perangkat yang
dibutuhkan dalam penelitian ditentukan dalam tahap ini. Tahap perencanaan dalam
siklus 2 meliputi:
a.
Penyusunan pengembangan silabus dan penilaian
pembelajaran yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, penilaian, alokasi waktu, sumber belajar,
bahan dan alat yang digunakan.
b.
Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
sesuai dengan hasil siklus 1.
c.
Menyusun skenario pembelajaran dengan menerapkan
metode pembela-jaran demonstrasi.
d.
Menyiapkan instrumen untuk mengukur motivasi belajar
siswa (agket dan observasi).
- Acting
Setelah tahap perencanaan, selanjutnya
proses pembelajaran dilaksanakan pada kelas X MIA 4 SMA Negeri 4 Cirebon sesuai
jadwal penelitian yang disusun berdasarkan jadwal pelajaran Biologi kelas X MIA
4 di kelas tersebut dengan setiap pertemuan berlangsung selama 3 x 45 menit dan
pada satu siklus terdapat 2 kali pertemuan. Jumlah keseluruhan ada 3 kali pertemuan.
Deskripsi tindakan (acting)
yang dilakukan pada siklus 2, sesuai dengan langkah kerja/skenario dalam metode
pembelajaran demonstrasi, yaitu sebagai berikut:
a.
Siswa mempersiapkan alat dan bahan berupa ikan, air,
cuka, detergen, garam, stopwatch dan toples bening.
b.
Guru membimbing siswa untuk melakukan penelitian
sederhana mengenai pengaruh lingkungan terhadap kehidupan ikan dengan cara
menambahkan air cuka, garam, dan detergen pada masing-masing toples yang berisi
ikan dan air. Siswa kemudian mengamati pergerakan tubuh dan insang ikan selama
5 menit, dan mengamati perubahan lainnya seperti terdapatnya lendir pada tubuh
ikan.
3. Observing
Setelah menetapkan tindakan
berupa demonstrasi, langkah selanjutnya yaitu mengobservasi, baik dalam siklus
1 maupun 2, observasi yang dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi
selama proses pembelajaran untuk mengetahui aktivitas siswa sesuai dengan
penilaian indikator dalam lembar observasi. Juga mengerahkan angket untuk
mengetahui peningkatkan motivasi belajar siswa.
4. Reflecting
Melakukan analisis terhadap
hasil instrumen observasi maupun angket. Jika hasil analisis secara kuantitatif
sudah cukup menunjukkan peningkatan motivasi, maka penelitian telah selesai.
Jika hasilnya tidak menunjukkan peningkatkan motivasi, maka dilanjutkan ke
siklus selanjutnya.
H. Hasil
dan Pembahasan
Pembelajaran siklus 1
dilakukan pada pertemuan 1 dengan penerapan apersepsi lebih banyak dibandingkan
biasanya. Hasilnya belum cukup untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa
terhadap konsep “Metode Ilmiah”. Kemudian solusinya yaitu dengan penerapan
metode demonstrasi yang dilakukan pada siklus kedua. Metode demostrasi ini
merupakan metode pembelajaran yang dalam penyajian pelajarannya dilakukan
dnegan mempergakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,
situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya maupun hanya berupa imitasi,
(Sanjaya, 2011:152).
Berdasarkan definisi
tersebut, dapat dijabarkan bahwa kelebihan metode demonstrasi sehingga bisa
meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap konsep Metode Ilmiah antara lain
sebagai berikut.
·
Membantu anak didik memahami dengan
jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda.
·
Memudahkan berbagai jenis
penjelasan.
·
Kesalahan-kesalahan yeng terjadi
dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkrit, dengan
menghadirkan obyek sebenarnya
maupun tiruan.
·
Perhatian anak didik dapat di pusatkan, dan titik
berat yang dianggap penting oleh guru dapat di amati.
·
Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang
didemonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi
perhatian anak didik kepada masalah lain.
·
Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam
mengikuti proses belajar.
·
Dapat menambah pengalaman anak didik.
·
Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi
yang di sampaikan.
·
Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pengajaran lebih jelas dan konkrit.
· Dapat menjawab
semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karena ikut serta berperan secara langsung.
· Menambah
keaktifan untuk berbuat dan memecahkan sendiri sebuah permasalahan.
· Dapat
melaksanakan metode ilmiah dengan baik.
Berdasarkan
kelebihan-kelebihan metode demonstrasi yang dipaparkan di atas, yang paling
menonjol untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa yaitu metode demonstrasi
meningkatkan pengalaman siswa, dapat menjawab konsep yang masih dipertanyakan siswa, ikut berperan
aktif, serta memecahkan sendiri sebuah permasalahan. Selain itu, mempergakan
suatu konsep biologi bisa menjadi kenikmatan sendiri dalam bidang biologi,
untuk itu belajar sambil melakukan jauh lebih menyenangkan dan mudah.
Hal tersebut bisa dijelaskan
dalam kerucut pengalaman belajar Edgar Dale bahwa semakin abstrak suatu konten
pembelajaran, informasi yang diperoleh siswa semakin rendah. Sedangkan semakin
konkrit suatu materi, informasi dapat diperoleh siswa dengan maksimal. Teori
pengalaman belajar Harginson dalam Sujarwo (2012) menyebutkan bahwa perolehan
informasi siswa dalam belajar yaitu 10% dari yang didengar, 50% dari yang
dilihat, 60% dari yang dikatakan, dan 90% dari yang dilakukan. Metode
demonstrasi membuat siswa untuk melakukan suatu peraga atas konsep biologi
sehingga dapat terjadi peningkatan pengalaman belajar serta motivasi belajar
siswa.
Gambar 1:
Kerucut pengalaman belajar Edgar Dale
(Sumber:
Sujarwo, http://www.uny.ac.id)
Berdasarkan kerucut tersebut,
metode demonstrasi menempati baris keempat dalam membuat konkret suatu konsep,
sehingga siswa tertarik belajar dengan benda yang ada/nyata dan bisa dipegang
dibandingkan konsep yang mereka baca dari buku atau sumber tertulis lainnya.
Metode demonstrasi juga memiliki
kelemahan, yaitu sebagai berikut.
·
Sukar dimengerti bila guru kurang
menguasai apa yang didemonstrasikan.
· Memerlukan
waktu yang cukup banyak.
· Apabila
terjadi kekurangan media, model peraga menjadi kurang
efesien.
· Memerlukan
biaya untuk membeli bahan-bahannya.
· Memerlukan
tenaga yang tidak sedikit
· Apabila siswa
tidak aktif maka model demonstrasi menjadi tidak
efektif.
· Murid yang
kurang mempunyai daya intelektual yang kuat kurang baik hasilnya.
Meski ada kekurangan dalam metode demonstrasi,
kunci utama untuk meminimalisir kekurangan tersebut adalah perencanaan
pembelajaran yang matang dan telah dirumuskan dalam bentuk RPP komplit dengan
instrumen-nya.
Seperti tertera dalam kajian pustaka bahwa cara
membangkitkan motivasi siswa menurut Slameto (2003:175) yaitu dengan
menggairahkan siswa, memberikan harapan realistis, memberi insentif, dan
mengarahkan. Cara tersebut bisa dilakukan dengan penerapan metode demonstrasi.
Demonstrasi = membuat suasana belajar tidak monoton dan membosankan sehingga
siswa lebih bergairah dalam belajar, juga dapat memberi harapan realistis yaitu
dengan membuat konkrit konsep sehingga siswa berhasil dalam menentukan tahapan
metode ilmiah. Keberhasilan siswa tersebut diberi apresiasi oleh guru berupa
penghargaan pujian atau lainnya. Selama proses demonstrasi berlangsung, siswa
diarahkan untuk berperilaku dan memperlakukan objek pengamatan (ikan) dengan
baik.
Motivasi yang dimunculkan dengan metode
demonstrasi termasuk motivasi ekstrinsik karena berupa rangsangan dari luar
yang berkaitan dengan aktivitas pembelajaran. Siswa mengalami peningkatkan
hasil belajar dan perilaku yang baik merupakan indikasi bahwa fungsi motivasi
telah tercapai.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, S. 2012.
Prosedur Penelitian. Jakarta: Rhineka
Cipta.
Dimyati, dan
Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, O.
2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Mamik. 2010. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan
dan Kebidanan. Sidoarjo: Prins Media Publishing.
Pasaribu. 1983.
Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Tarsito.
Purwanto, R.
2011. Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Sistem
Koordinasi Melalui Metode Pembelajaran Teaching Game Team Terhadap Siswa Kelas
Xi IPA SMA Smart Ekselensia Indonesia Tahun Ajaran 2010-2011. Jurnal
Pendidikan Dompet Dhuafa.
Sabri, A. 2005.
Strategi Belajar Mengajar Microteaching. Jakarta:
Quantum Teaching.
Sadirman. 2010.
Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, W. 2011. Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiono. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung:
Alfabeta.
Suprijono, A.
2013. Cooperative Learning. Yogjakarta:
Pustaka Pelajar.
Suwardi. 2007. Manajemen Pembelajaran. Jawa Tengah:
STAIN Salatiga Press.
Yunsirno. 2010.
Tetrabook Keajaiban Belajar. Pontianak: Pustaka Jenius Publishing.
LEMBAR
KERJA SISWA ( L K S )
Nama :
Kelas :
No. Absen :
Judul penelitian : Mengetahui pengaruh kondisi air (lingkungan)
terhadap kehidupan ikan mas.
Alat dan bahan :
1.
Ikan mas 6 ekor 5. Garam
2.
Toples
transparan 3 buah 6. Cuka
3.
Sendok 7.
Detergen
4.
Air 8. Stopwatch
Langkah kerja :
- Siapkan 3 toples berisi air dengan volume sama, lalu masukkan ikan masing-masing 2 ekor tiap toples.
- Toples 1 diberi garam 3 sendok, toples 2 diberi cuka 3 sendok, dan toples 3 diberi detergen 3 sendok, sehingga diperoleh perubahan lingkungan bagi ikan, yaitu air garam, air sabun, dan air asam.
- Amati gerak tubuh dan gerak insang ikan pada ketiga toples tersebut selama 5 menit.
- Amati perubahan lain yang terjadi pada ikan-ikan.
Tugas!
Tentukan
metode ilmiah berikut berdasarkan penelitian yang telah dilakukan!
1.
Rumusan
masalah: __________________________________________
2.
Variabel
penelitian:
c. Variabel bebas :_______________________________________
d. Variabel terikat :_______________________________________
e. Variabel kontrol : _______________________________________
3.
Sebutkan
dan jelaskan tahap-tahap metode ilmiah yang telah dilakukan!
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
LEMBAR OBSERVASI
I.
Tujuan
Untuk mengetahui peningkatan motivasi siswa melalui penggunaan
metode demonstrasi selama pembelajaran biologi dengan bahasan “Metode Ilmiah“.
II.
Petunjuk
1.
Isilah pernyataan-pernyataan dibawah ini dengan jujur
sesuai aspek yang dimiliki oleh siswa yang diamati
2.
Berilah skor untuk setiap pernyataan yang sesuai dengan
kenyataan siswa yang diamati pada kolom yang tersedia
3.
Jawaban yang di berikan harus benar sesuai pengamatan
dan kenyataan.
III.
Lembar Pengamatan
Observasi
No
|
Nama
Siswa
|
Aspek yang diamati
|
Skor
Total
|
|||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
|||
1.
|
||||||||||
2.
|
||||||||||
3.
|
||||||||||
4.
|
||||||||||
5.
|
IV.
Keterangan Aspek:
1.
Melakukan pengamatan gera-kan tubuh dan insang ikan.
2.
Melakukan percobaan sesuai prosedur kerja.
3.
Menentukan rumusan masalah dalam penelitian.
4.
Menentukan variabel penelitian.
5.
Bekerjasama dengan teman kelompok.
6.
Mengajukan pertanyaan pada guru.
7.
Berdiskusi untuk menguraikan tahapan metode ilmiah.
8.
Peduli pada ikan yang masih hidup dan bertanggungjawab.
Cirebon, November 2014
Observer
(……………….)
PEDOMAN PENILAIAN
(Kriteria Pemberian Skor Pada Lembar Observasi)
1.
Melakukan pengamatan gerakan tubuh dan insang
ikan
Skala
|
Deskripsi
|
Skor
|
Sangat Baik
|
·
Mengamati
gerakan ikan dan insang ikan dengan baik
·
Memperhatikan
waktu dalam mengamati
·
Mengidentifikasi
perubahan pada ikan dengan mantap
|
4
|
Baik
|
·
Hanya
mengamati pergerakan ikan atau insang ikan saja
·
Tidak
memperhatikan waktu pengamatan
·
Mengidentifikasi
perubahan pada ikan dengan ragu-ragu
|
3
|
Cukup
|
·
Membantu
teman menentukan waktu pengamatan tetapi tidak ikut serta mengamati
·
Mengetahui
perubahan yang terjadi pada ikan dari teman lain, bukan hasil identifikasi
sendiri
|
2
|
Kurang
|
·
Tidak
berkontribusi dalam pengamatan
·
Sedikit
mengetahui perubahan yang terjadi pada ikan
|
1
|
2.
Melakukan percobaan sesuai prosedur kerja
Skala
|
Deskripsi
|
Skor
|
Sangat Baik
|
·
Melakukan
pengamatan sesuai prosedur kerja secara runut, rapih, dan tidak melakukan
kekeliruan
|
4
|
Baik
|
·
Melakukan
pengamatan sesuai prosedur kerja dengan sedikit kesalahan, tetapi meja kerja
rapih.
|
3
|
Cukup
|
·
Melakukan
pengamatan kurang sesuai prosedur dengan beberapa kesalahan, dan ketidak
rapihan meja kerja
|
2
|
Kurang
|
·
Melakukan
perngamatan tidak sesuai prosedur, banyak kesalahan dan mengotori meja kerja
|
1
|
3.
Menentukan rumusan masalah dalam penelitian
Skala
|
Deskripsi
|
Skor
|
Sangat Baik
|
·
Menemukan
rumusan masalah dengan benar dan bahasa yang tepat
·
Membacakan
rumusan masalah yang telah ditemukan
|
4
|
Baik
|
·
Menemukan
rumusan masalah dengan benar tetapi bahasa kurang tepat
·
Membacakan
rumusan masalah yang telah ditemukan
|
3
|
Cukup
|
·
Menemukan
rumusan masalah kurang benar dan bahasa kurang tepat
·
Tidak
membacakan rumusan masalah yang ditemukannya
|
2
|
Kurang
|
·
Menemukan
rumusan masalah yang tidak benar dan tidak tepat dalam penulisannya
·
Tidak
membacakan rumusan masalah yang ditemukannya
|
1
|
4.
Menentukan variabel penelitian
Skala
|
Deskripsi
|
Skor
|
Sangat Baik
|
·
Menentukan
3 variabel penelitian dengan benar
·
Membacakan
variabel penelitian yang telah ditentukan
|
4
|
Baik
|
·
Menentukan
2 variabel penelitian dengan benar
·
Membacakan
variabel penelitian yang telah ditentukan
|
3
|
Cukup
|
·
Menentukan
1 variabel penelitian dengan benar
·
Tidak
membacakan variabel penelitian yang ditentukan
|
2
|
Kurang
|
·
Semua
variabel penelitian salah
·
Tidak
membacakan variabel penelitian yang ditentukan
|
1
|
5.
Bekerjasama dengan teman kelompok
Skala
|
Deskripsi
|
Skor
|
Sangat Baik
|
·
Memberi
kesempatan teman untuk melakukan percobaan
·
Melakukan
percobaan dengan kompak
·
Saling
membantu dalam melakukan percobaan dengan perannya masing-masing
|
4
|
Baik
|
·
Hanya
memberi kesempatan pada teman tertentu saja
·
Tidak
kompak dengan beberapa anggota kelompok
·
Tidak
melaksanakan perannya dengan maksimal
|
3
|
Cukup
|
·
Bekerja
sendirian
·
Tidak
peduli dengan anggota lain
·
Tidak
ingin dibantu atau tidak membantu pekerjaan anggota lain
|
2
|
Kurang
|
·
Membiarkan
teman bekerja sendirian
·
Terdapat
perselisihan/kontra dengan anggota lain
·
Tidak
berperan dalam kegiatan penelitian
|
1
|
6.
Mengajukan pertanyaan pada guru
Skala
|
Deskripsi
|
Skor
|
Sangat Baik
|
· Mengajukan pertanyaan saat kesulitan
menentukan aspek dalam metode ilmiah
· Mengajukan pertanyaan dengan tepat
· Mengajukan pertanyaan dengan bahasa
yang jelas, dan tidak bertele-tele.
|
4
|
Baik
|
· Mengajukan pertanyaan saat kesulitan
menentukan aspek dalam metode ilmiah
· Mengajukan pertanyaan dengan tepat
· Mengajukan pertanyaan dengan bahasa
yang jelas namun bertele-tele.
|
3
|
Cukup
|
· Mengajukan pertanyaan saat kesulitan
menentukan aspek dalam metode ilmiah
· Mengajukan pertanyaan yang tidak tepat (tidak sesuai materi yang sedang
dipelajari)
· Mengajukan pertanyaan dengan bahasa
yang tidak jelas dan bertele-tele.
|
2
|
Kurang
|
· Tidak mengajukan pertanyaan atau mengajukan
pertanyaan tapi tidak mengerti dengan yang ditanyakan
· Mengajukan pertanyaan dengan tidak
tepat (tidak
sesuai materi yang sedang dipelajari)
· Mengajukan pertanyaan dengan bahasa
yang tidak jelas dan bertele-tele.
|
1
|
7.
Berdiskusi untuk menguraikan tahapan metode ilmiah
Skala
|
Deskripsi
|
Skor
|
Sangat Baik
|
·
Berdiskusi
dengan anggota kelompok dengan posisi tertib
·
Tidak
ribut dan tidak mengganggu teman
·
Tidak
membicarakan hal selain bahasan metode ilmiah
·
Menetap
di kelompoknya
|
4
|
Baik
|
·
Berdiskusi
dengan anggota kelompok dengan posisi tertib
·
Sedikit
ribut, tidak mengganggu teman
·
Membicarakan
sedikit hal selain bahasan metode ilmiah
·
Pindah
ke kelompok lain & kembali lagi ke kelompoknya
|
3
|
Cukup
|
·
Berdiskusi
dengan anggota kelompok dengan posisi tidak tertib (duduk tidak rapih)
·
Ribut
dan mengganggu beberapa teman
·
Membicarakan
hal selain bahasan metode ilmiah
·
Pindah
ke kelompok lain & kembali lagi ke kelompoknya
|
2
|
Kurang
|
·
Berdiskusi
dengan anggota kelompok dengan posisi tidak tertib (duduk tidak rapih)
·
Ribut,
bercanda gurau, dan mengganggu teman sekelas
·
Membicarakan
hal selain pelajaran
·
Berpindah-pindah
kelompok
|
1
|
8.
Peduli pada ikan yang masih hidup dan
bertanggungjawab
Skala
|
Deskripsi
|
Skor
|
Sangat Baik
|
·
Segera
menyelamatkan ikan yang masih berpotensi hidup
·
Membuang
sampah pada tempatnya
·
Tidak
membuang air pada tempat sampah
|
4
|
Baik
|
·
Terlalu
lama menyelamatkan ikan yang masih berpotensi hidup
·
Membuang
sampah pada tempatnya
·
Tidak
membuang air pada tempat sampah
|
3
|
Cukup
|
·
Tidak
peduli ikan yang masih berpotensi hidup
·
Membuang
sampah tidak pada tempatnya
·
Tidak
mengosongkan air dalam toples/wadah sebelum dibuang pada tempat sampah
|
2
|
Kurang
|
·
Tidak
menyelamatkan ikan yang masih berpotensi hidup
·
Membuang
sampah sembarangan
·
Membuang
air di tempat sampah
|
1
|
Skor
total =
|
INSTRUMEN
ANGKET
Nama :
Kelas :
1.
Ketentuan
mengisi angket
a. Isilah data
responden dengan benar pada tempat yang telah disediakan
b. Bacalah
dengan baik setiap pertanyaan angket dengan teliti
c. Berikanlah
pendapat kamu terhadap masing-masing pertanyaan yang diberikan dengan
menuliskan tanda checklist ( √ ) pada kolom jawaban sesuai dengan pilihan anda
d. Pilihlah
jawaban tersebut dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak
Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (SST)
No
|
Pernyataan
|
SS
|
S
|
KS
|
TS
|
STS
|
1
|
Saya senang belajar biologi dengan
menggunakan metode demonstrasi
|
|||||
2
|
Saya
tertarik dengan metode demonstrasi
|
|||||
3
|
Melalui
metode demonstrasi saya tidak perlu banyak membaca*
|
|||||
4
|
Saya
tidak terbiasa mengajukan pertanyaan*
|
|||||
5
|
saya
senang dengan penelitian yang diberikan guru
|
|||||
6
|
Saya
malas melakukan penelitian tersebut *
|
|||||
7
|
Saya
suka bersebrangan pendapat pada saat diskusi
|
|||||
8
|
Saya
tidak suka dengan metode yang guru terapkan *
|
|||||
9
|
Saya
tertarik dengan penelitian di dalam maupun luar ruangan
|
|||||
10
|
Saya
tidak suka belajar biologi karena membosankan*
|
|||||
11
|
Materi
metode ilmiah mudah dipelajari
|
|||||
12
|
Saya
tidak mampu menentukan variabel dan
rumusan masalah *
|
|||||
13
|
Saya
suka pembelajaran dengan berkelompok
|
|||||
14
|
Saya
termotivasi untuk melakukan penelitian sederhana lainnya
|
|||||
15
|
Saya
tidak termotivasi untuk menggunakan tahapan metode ilmiah dalam menemukan
solusi dari masalah*
|
Keterangan
: Tanda * Pernyataan Negatif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar