Selasa, 15 Maret 2016

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BIOLOGI SMA



PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
(CLASSROOM ACTION RESEARCH)

“Penggunaan Metode Demonstrasi Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa pada Konsep Kerja Ilmiah dalam Mata Pelajaran Biologi
Kelas X MIA 4 di SMAN 4 Kota Cirebon ”

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata Kuliah : Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Dosen           : Megayani, M.Pd


 




Oleh:
Nama     : Diah Nurul Utami
NIM      : 141116110011
Kelas     : T. IPA-Biologi C/VII



KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2014



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Motivasi merupakan salah satu hal utama yang mendasari seseorang menikmati suatu pekerjaan atau aktivitas. Tanpa motivasi, suatu kegiatan akan terasa tidak nyaman bahkan membebani pelakunya. Khusus dalam dunia pendidikan, motivasi sangat diperlukan peserta didik untuk membangun sebuah kesiapan diri dalam menangkat dan menyimpan informasi pelajaran yang disampaikan guru di sekolah. Seperti yang dikemukakan Yunsirno (2010 : 98) bahwa belajar tanpa motivasi atau dorongan tidak akan sampai ke alam bawah sadar, dalam artian, apa yang telah dipelajari siswa tidak akan direfleksikan dalam kehidupannya.
 Rendahnya motivasi belajar siswa kelas X MIA 4 terhadap BAB Ruang Lingkup Biologi yang menekankan konsep metode ilmiah atau kerja ilmiah, dibuktikan dengan ketidaksiapan siswa dalam menerima materi tersebut, juga siswa yang tidak tertarik dengan materi yang disampaikan guru. Hal ini terlihat dari respon siswa yang cenderung pasif selama pembelajaran dan pemahaman mereka mengenai materi lebih rendah dibandingkan kelas MIA (Matematika dan Ilmu Alam) lainnya, sehingga untuk kelas X MIA 4 ini tidak mendapatkan pemahaman dalam menentukan variabel metode ilmiah sehingga dilakukan PTK. PTK tidak dilakukan di kelas MIA lain karena kelas lain telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
Beberapa upaya penguatan materi dilakukan di akhir pembelajaran, seperti memberi contoh penelitian sederhana untuk ditentukan setiap variabelnya, juga penjelasan ulang. Namun, hal tersebut tidak menyumbang banyak untuk meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar sehingga hasilnya tidak memuaskan.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, dapat diduga penyebab mengapa mutu belajar siswa rendah pada materi metode ilmiah, antara lain sebagai berikut. Siswa kurang termotivasi untuk belajar di rumah sebelum belajar di sekolah; siswa merasa bosan dalam belajar biologi karena guru yang masih mengandalkan metode ceramah; siswa kurang berminat dalam materi metode ilmiah karena guru menyampaikan materi yang bersifat verbal/hapalan; jam pelajaran biologi setelah istirahat dan berada pada jam pelajaran akhir di hari Jum’at; minat baca siswa rendah; siswa kurang berani bertanya saat proses belajar mengajar; guru memiliki sifat tegas yang ditakuti siswa.
Berdasarkan sejumlah permasalahan yang telah disebutkan di atas, ada satu masalah yang menjadi perhatian peneliti, yaitu masalah rendahnya motivasi siswa dalam belajar biologi. Sebagian besar siswa tidak mendapatkan motivasi atau dorongan belajar karena guru biologi melupakan apersepsi di awal proses pembelajaran. Juga karena hari Jumat merupakan hari bersih-bersih dan olahraga sehingga siswa lelah untuk belajar, apalagi pelajaran terakhir. Selain itu, siswa kurang mendapatkan dukungan belajar dari orang tua maupun sumber bacaan.
Usaha yang diperkirakan mampu untuk meningkatkan motivasi belajar biologi materi metode ilmiah pada kelas X MIA 4 di SMAN 4 Cirebon yaitu dengan menerapkan metode demonstrasi. Siswa diajak bereksperimen atau melakukan penelitian sederhana sesuai dengan langkah-langkah dalam metode ilmiah. Kemudian siswa secara berkelompok diharapkan mampu menentukan variabel-variabel dalam penelitian tersebut.
Pemilihan metode demonstrasi ini dikarenakan siswa akan lebih tertarik untuk belajar jika melibatkan aspek psikomotor mereka. Maksudnya, siswa melakukan uji coba terhadap objek eksperimen secara langsung sehingga mereka tidak jenuh dalam belajar dan lebih menikmati proses pembelajaran yang berlangsung di kelas tersebut.
Metode demonstrasi sendiri yaitu proses pembelajaran yang melibatkan media belajar sebagai benda yang memeragakan konsep biologi. Keunggulan metode ini yaitu materi yang diajarkan akan masuk ke long term memory karena berupa pengalaman berkesan; siswa juga lebih paham dengan langkah-langkah dalam metode ilmiah karena dipraktikkan; dan siswa lebih tertarik untuk belajar. Kelemahannya yaitu membutuhkan alat dan bahan yang harus disiapkan beserta dengan rancangan kerjanya; siswa secara inkuiri dalam mengaitkan penelitian dengan materi yang sedang dipelajari.
Penelitian tindakan kelas ini diharapkan bermanfaat untuk memacu motivasi siswa kelas X MIA 4 di SMAN 4 Cirebon dalam belajar biologi. Bagi guru dijadikan bahan masukan tentang penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran biologi dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa; juga untuk meningkatkan mutu sekolah.

B.       Identifikasi Masalah
Masalah yang teridentifikasi dari penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1.    Rendahnya motivasi belajar siswa kelas X MIA 4 di SMAN 4 Cirebon terhadap belajar biologi materi metode ilmiah.
2.    Kurangnya strategi guru dalam memenuhi kebutuhan siswa akan motivasi belajar.
3.    Siswa kurang termotivasi untuk belajar di rumah sebelum belajar di sekolah.
4.    Siswa merasa bosan dalam belajar biologi karena guru yang masih mengandalkan metode ceramah.
5.    Siswa kurang berminat dalam materi metode ilmiah karena guru menyampaikan materi yang bersifat verbal/hapalan.
6.    Jam pelajaran biologi setelah istirahat dan berada pada jam pelajaran akhir di hari Jum’at.
7.    Minat baca siswa rendah.
8.    Siswa kurang beran bertanya saat proses belajar mengajar.
9.    Guru memiliki sifat tegas yang ditakuti siswa

C.      Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang terdapat dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut.
1.    Apakah tindakan yang dibutuhkan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa kelas X MIA 4 pada materi metode ilmiah?
2.    Bagaimana peningkatkan motivasi belajar siswa dalam belajar biologi di kelas X MIA 4 SMAN 4 Cirebon dengan penggunaan metode demonstrasi?
D.      Pembatasan Masalah
Penelitian tindakan kelas ini memusatkan batasan masalah pada penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi metode ilmiah terhadap kelas X MIA di 4 SMAN 4 Cirebon.

E.       Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan tujuan antara lain sebagai berikut.
1.    Mengetahui tindakan yang diambil dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X MIA 4 pada materi metode ilmiah.
2.    Mengetahui peningkatkan motivasi belajar siswa dalam belajar biologi di kelas X MIA 4 SMAN 4 Cirebon dengan penggunaan metode demonstrasi.

F.       Manfaat Penelitian
Adanya penelitian ini bermanfaat untuk beberapa pihak terkait, di antaranya yaitu sebagai berikut.
1.    Bagi guru, menambah pengalaman guru dalam melaksanakan PTK.
2.    Bagi pengembang kurikulum, menambah masukan penelitian mengenai penggunaan metode demonstrasi terhadap peningkatkan motivasi belajar siswa.
3.    Bagi sekolah, meningkatkan mutu sekolah dengan adanya guru yang melaksanakan PTK & menemukan salah satu solusi untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.
4.    Bagi siswa, meningkatkan motivasi belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan proses yang lebih berkesan dan menyenangkan.
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS

A.      Kajian Teori
1.         Motivasi Belajar
a.    Pengertian Motivasi, Belajar, Motivasi Belajar
1)   Motivasi
Motivasi diartikan sebagai dorongan-dorongan yang timbul dalam diri seorang untuk melaksanakan kegiatannya dengan penuh semangat. Dorongan ini menggerakan seseorang tersebut untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya.
Motivasi adalah pernyataan perasaan atau pikiran yang membantu terciptanya kerja yang optimal dan keadaan dalam diri pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Menurut Woodworth dalam Pasaribu menyatakan bahwa motivasi adalah suatu set yang dapat individu lakukan dalam kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Sedangkan menurut Webster’ dalam Pasaribu, motivasi adalah suatu yang mendorong untuk berbuat. Hilgard dalam pasaribu berpendapat bahwa motivasi adalah suatu keadaan dalam individu yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu, (Pasaribu, 1983:50).
Mamik menyatakan ada tiga hal pokok dalam motivasi, yaitu ada dorongan, usaha dan tindakan (perilaku) yang secara sederhana dapat diartikan sebagai dorongan. Motivasi merupakan konsep yang kita gunakan untuk menggambarkan dorongan-dorongan yang timbul pada atau di dalam seorang individu yang menggerakan dan mengarahkan perilaku, (Mamik, 2010:138).
Berdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulakan bahwa motivasi adalah suatu keadaan atau tenaga yang berasal dari dalam diri manusia yang mendorong untuk bertindak, melakukan sesuatu, untuk mencapai suatu tujuan.
2)   Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegitan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Belajar adalah suatu proses yang dapat merubah tingkah laku seseorang secara disadarinya.
Oemar Hamalik mengemukakan pengertian belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman, (Hamalik, 2002:154). Ahmad Sabri menyatakan bahwa “pada dasarnya belajar adalah perubahn tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya, maka siswa harus merasakan adanya sesuatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi”, (Sabri, 2005:58).
Hilgard dalam Pasaribu mengatakan belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan. Perubahan yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, (Pasaribu, 1983:59). Sedangkan menurut Gagne dalam Agus Suprijono belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Menurut Tranvers, belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku, (Suprijono, 2013:2).
Dari uraian di atas dapat penulis simpulan bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk mengubah tingkah laku, hal ini berarti bahwa dengan belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang.
3)   Motivasi Belajar
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Belajar merupakan bagian dari kehidupan, oleh karena itu belajar berlangsung seumur hidup, kapan saja, dan dimana saja.
Pengertian motivasi belajar itu sendiri dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono adalah kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Sedangkan menurut Hanzah, motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung, (Dimyati dan Mudjiono, 2006:80).
Sadirman mengemukakan bahwa dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai, (Sadirman, 2010:75).
Berdasarkan pengertian motivasi belajar diatas, maka dapat penulis simpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan-dorongan yang timbul pada seseorang untuk melakukan suatu kegiatan perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik lagi. Pada hakikatnya motivasi belajar adalah dorongan pada diri siswa untuk mengadakan perubahan tingkah laku.
b.   Fungsi Motivasi dalam Belajar
Dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan adanya motivasi, karena dangan motivasi tersebut hasil belajar akan menjadi optimal. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran tersebut. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi, yaitu sebagai berikut:
1)   Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energy. Motivasi dalam hal merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2)   Menentukan arah perbuatan, yakni kea rah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3)   Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut, (Sadirman, 2010:85).
c.    Macam-macam Motivasi
Macam atau jenis motivasi itu dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu sebagai berukut:
1)   Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
a)   Motif bawaan
Motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya: dorongan untuk makan, dorongan untuk bekerja, untuk istirahat. Motif-motif ini seringkali disebut motif yang disyaratkan secara biologis. Arden N. Frandsen member istilah jenis motif Physiological Drives.
b)   Motif yang dipelajari
Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat. Motif-motif ini sering disebut dengan motif sosial. Sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan sesame manusia yang lain, sehingga motivasi itu terbentuk.


2)   Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis.
a)   Motif kebutuhan organis, meliputi kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, berbuat, dan beristirahat.
b)   Motif darurat, meliputi dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha. Jelasnya motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari luar.
c)   Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadap dunia luar secara efektif.
3)   Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi roheniah. Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti misalnya : refleksi, instink otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah, yaitu kemauan.
4)   Motivasi instrinsik dan ekstrinsik
a)   Motivasi instrinsik
Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
b)   Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
d.   Cara Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa
Sebelum kegiatan belajr mengajar dimulai, hendaknya guru mempersiapkan diri sedemikian rupa, seperti apa kegiatan belajar mengajar akan dilaksanakan, dan berupaya membangkitkan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dececco Grawford dalam Slameto mengemukakan cara meningkatkan motivasi siswa adalah dengan :
1)   Menggairahkan Siswa
Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari pengajar harus berusaha menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan. Guru harus memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke aspek lain aspek pelajaran dalam situasi belajar.
2)   Memberikan harapan realitis
Guru harus memelihara harapan-harapan siswa yang realistis, dan memodifikasi harapan-harapan yang kurang atau tidak realistis. Bila siswa telah banyak mengalami kegagalan, maka guru harus memberikan sebanyak mungkin keberhasilan pada siswa.
3)   Memberikan insentif
Bila siswa mengalami keberhasilan, pengajar diharapkan memberikan hadiah pada siswa (dapat berupa pujian, angka yang baik dan sebagainya) atas keberhasilannya.
4)   Mengarahkan
Pengajar harus mengarahkan tingkah laku siswa, dengan cara menunjukan pada siswa hal-hal yang dilakukan secara tidak benar dan meminta pada mereka melakukan sebaik-baiknya, , (Slameto, 2003:175).
Sementara Gagne dan Berliner dalam Slameto mengemukakan sejumlah cara meningkatkan motivasi siswa, diantaranya yaitu cara :
1)   Pergunakan pujian verbal
Kata-kata seperti “baik”, “bagus”, yang diucapkan segera setelah siswa melakukan tingkah laku yang diinginkan atau mendekati tingakh laku yang diinginkan merupakan pembangkit motivasi yang besar.
2)   Pergunakan tes dalam nilai secara bijaksana
Kenyataan bahwa tes dan nilai dipakai sebagai dasar berbagai hadiah social, (seperti penerimaan lingkungan, uang yang lebih banyak) menyebabkan tes dan nilai dapat menjadi satu kekuatan untuk memotivasi siswa.
3)   Bangkitkan rasa ingin tahu siswa dan keinginan untuk mengadakan eksplorasi. Dengan melontarkan pertanyaan atau masalah, pengajar dapat menimbulkan suatu konflik konseptual yang merangsang siswa untuk belajar.
4)   Untuk tetap dapat perhatian, sekali-kali pengajar dapat melakukan hal-hal yang luar biasa, misalnya meminta siswa menyusun soal-soal tes, menceritakan problem guru dan belajar, dan sebagainya.
5)   Merangsang hasrat siswa dengan jalan memberikan contoh hadiah yang akan diterimanya bila ia berusaha untuk belajar, (Slameto, 2003:176).
Dapat dipahami bahwa untuk membangkitkan motivasi siswa, guru diharapakan mampu mengarahkan, mendorong serta memberikan perhatian pada siswa agar semangat belajarnya tidak menurun.
Dari uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa banyak cara yang dapat ditempuh untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, dari mulai mengidentifikasi penyebab menurunnya motivasi untuk dilakukan langkah penanganan, sampai pada upaya untuk memenuhi kebutuhan siswa daris segi sarana dan prasarana belajar serta lingkungan sekolah. Memberikan perhatian secara lebih intensif agar siswa lebih giat belajar lagi.
Penguat kajian teori ini berupa penelitian terdahulu yang hampir serupa yaitu laporan PTK milik Nani Heryani (2012) yang berjudul Penggunaan Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Pokok Bahasan Geometri (Studi Eksperimen di Kelas IX SMP Negeri 1 Ciwaru Kabupaten Kuningan).

2.         Metode Demonstrasi
Sanjaya (2011:152) menjelaskan bahwa metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang dalam penyajian pelajarannya dilakukan dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
Demosntrasi di dalam kelas dapat menimbulkan kesan positif bagi siswa, sehingga pelajaran yang mereka terima bisa tersimpan dengan baik dalam long term memory karena selain melihat dan mendengarkan, mereka juga melakukan. Siswa cenderung akan lebih tertarik dengan suatu pembelajaran yang dilakukan menggunakan suatu peragaan atau demonstrasi. Keunggulan metode demonstrasi lebih ke arah psikomotor dimana metode ini menuntut siswa agar aktif belajar sambil melakukan/ memperagakan apa yang mereka pelajari.

3.         Konsep Biologi Kelas X “Metode Ilmiah”
Dalam mempelajari gejala yang ada di alam semesta ini, para ilmuwan menggunakan merode yang sistematis dan logis yang disebut dengan metode ilmiah. Adapun tahapan ilmiah yang harus dilakukan dalam metode ilmiah antara lain melakukan pengamatan (observasi), mengajukan pertanyaan, membuat hipotesis (dugaan sementara), membuat prediksi (prakiraan), dan melakukan eksperimen.
a.    Pengamatan
Pengamatan adalah kegiatan mengamati suatu objek, dimana kita akan dapat mendeskripsikan objek tersebut. Pengamatan dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Pengamatan kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan indera peraba, penglihatan, pendengaran, pembau, dan pengecap tanpa adanya acuan dengan satuan pengukuran baku. Sedangkan pengamatan secara kuantitatif merupakan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang mengacu pada satuan pengukuran yang baku, seperti pengukuran panjang, lebar, tinggi, luas, dan lain sebagainya.
b.    Pertanyaan
Setelah memperoleh hasil pengamatan, dapat diajukannya pertanyaan. Pertanyaan tersebut haruslah berkaitan dengan apa yang telah diamati. Contoh pertanyaan yang diajukan.
1)   Mengapa terjadinya perbedaan antara tanaman yang ditanam di tempat terbuka dengan tanaman yang ditanam di tempat tertutup?
c.    Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang dalam pembuktiannya membutuhkan pengujian lebih lanjut.Hipotesis ini berupa suatu pernyataan.Dalam hipotesis terdapat 2 variabel, yaitu variable bebas dan variable terikat. Variable bebas merupakan variable yang dibuat dengan tidak sama oleh para peneliti, sedangkan variable terikat merupakan variable yang terjadi karena perlakuan dari variable bebas. Jadi pada pernyataan hipotesis menunjukkan adanya pengaruh yang diberikan oleh variable terikat.
d.   Prediksi
Hipotesis tersebut dapat diuji kebenarannya setelah dibuat prediksi atau prakiraan. Prediksi ini didasarkan pada pengamatan yang cermat oleh pengamat.Prediksi adalah pernyataan yang dapat dibuktikan dengan eksperimen.
e.    Eksperimen
Eksperimen ini dapat dilakukan pada lingkungan sekolah atau rumah yang sudah terkontrol secara baik.Berdasarkan eksperimen tersebut dapat diperoleh data hasil penelitian yang kemudian diolah dan diinterpretasikan atau dijelaskan sehingga dapat dihasilkan kesimpulan. Kesimpulan tersebut dapat dikatakan benar jika diperoleh kesimpulan yang sama pula dari beberapa penelitian.
Tahapan dalam metode ilmiah tersebut digunakan dalam berbagai penelitian ilmiah dan telah mengungkapkan berbagai fakta, penemuan, dan metode ilmiah.
1.    Penelitian Ilmiah
Penelitian ilmiah banyak digunakan oleh para ilmuwan untuk mengetahui berbagai gejala dan fakta yang ada di alam semesta ini. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penelitian, yaitu:

a.    Kerangka Acuan Penelitian
Isi dari kerangka acuan penelitian adalah pokok-pokok pikiran yang menjadi dasar penelitian. Tujuan dibuatnya kerangka acuan penelitian adalah agar penelitian tersebut dapat dikomunikasikan pada orang yang lebih ahli dalam penelitian untuk memperoleh saran, pendapat, maupun bantuan dana. Kerangka acuan penelitian ini terdiri dari:
1)   Judul Penelitian
Judul penelitian berfungsi sebagai identitas penelitian. Isi dari judul ini harus spesifik, dan menggambarkan masalah yang diteliti.
2)   Latar Belakang
Latar belakang dalam kerangka acuan penelitian ini menunjukkan konteks permasalahan yang diteliti dan tujuan dilakukannya penelitian tersebut
3)   Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan rumusan dari permasalahan yang akan diteliti. Rumusan masalah tersebut harus terjawab dengan adanya penelitian sehingga dapat memperoleh data atau hasil yang dapat menjawab rumusan masalah terbut.Rumusan masalah harus dinyatakan dengan jelas tanpa menimbulkan penafsiran yang ganda.
4)   Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menguraikan atau mendeskripsikan suatu objek atau gelaja alam yang terjadi.Tujuan penelitian juga dapat bertujuan untuk menguji suatu hipotesis.
5)   Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian memiliki banyak manfaat, baik dari aspek teorits maupun aspek praktis.Aspek teoritis yaitu sebagai sumbangan bagi pengembangan ilmu, sedangkan aspek praktis yaitu manfaat dari penerapannya di masyarakat.
b.    Proposal Penelitian
Kerangka acuan yang yang telah mendapat tambahan informasi dari berbagai sumber dan saran dari para ahli dapat dikembangkan dalam bentuk proposal penelitian. Proposal penelitian juga berisi tentang:
1)   Identifikasi Variable Penelitian
Variable dalam penelitian ilmiah terdiri dari variable bebas, variable control, dan variable terikat.
Variable bebas       :    factor lingkunga seperti cahaya matahari, suhu, dan air.
Variable control     :    tempat penanaman di luar dan di ruang tertutup.
Variable terikat      :    kecepatan perkecambahan
2)   Tinjauan Pustaka
Dalam tinjauan pustaka berisikan teori dan hasil pengamatan yang telah dilakukan dahulu yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Contoh tinjauan pustaka dalam penelitian tentang pengaruh factor lingkungan terhadap perkecambahan biji kacang hijau, yaitu:teori tentang factor-faktor lingkungan, teori tentang perkecambahan biji.
3)   Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah.Hipotesis bersifat teoritis, karena hipotesis disusun berdasarkan teori yang telah diuraikan dalam tinjauan pustaka. Hipotesis ini akan dibuktikan kebenarannya setelah dilakukannya penelitian dan diperoleh data hasil penelitiannya.
4)   Metode Penelitian
Dalam metode penelitian ini, berisikan tentang uraian bagaimana penelitian tersebut dilakukan.Metode penelitian dimulai dari perumusan operasional variable, merancang penelitian, penentuan populasi dan sampel, serta penentuan alat dan bahan.
5)   Jadwal Penelitian
Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menyusun jadwal penelitian.Hal itu dilakukan agar penelitian tersebut dapat membuahkan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan.
c.    Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian berisikan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian.
d.   Analisis Data
Analisis data diperlukan untuk membuktikan kebenaran hipotesis dengan cara mengolah data hasil penelitiannya. Tahapan yang dilakukan untuk menganalisis data adalah dengan mendeskripsikan data, maksudnya menyajikan data yang mudah untuk dipahami oleh orang lain, menginterpretasikan data, dan menguji hipotesis.

B.       Penelitian Terdahulu
Nani Heryani (2012) melakukan penelitian tentang Penggunaan Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Pokok Bahasan Geometri (Studi Eksperimen di Kelas IX SMP Negeri 1 Ciwaru Kabupaten Kuningan). Kesimpulannya adalah dengan diterapkan metode demonstrasi ini motivasi belajar siswa meningkat 70%.

C.      Kerangka Berpikir
Motivasi merupakan satu diantara ilmu-ilmu pendidikan yang harus dikuasai oleh pendidik, disamping metode, strategi, model, media, penilaian, dll. Dalam belajar, motivasi penting sekali diterapkan karena motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai satu tujuan dengan menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran.
Motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran biologi dipengaruhi oleh berebagai faktor, salah satunya adalah alat peraga atau demonstrasi yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar. Seberapa besar tingkat penguasaan guru dalam melakukan demonstrasi terhadap suatu konsep dalam biologi dapat berpengaruh terhadap peningkatan motivasi siswa untuk belajar.
Kegiatan belajar mengajar melibatkan kemampuan guru dan perhatian siswa, kemampuan guru dalam penyampaian materi dan kemampuan menarik minat siswa serta mampu memilih metode yang tepat, akan memberikan dampak positif bagi siswa dalam meningkatkan motivasi belajarnya.
Penelitian ini memiliki kerangka berpikir sebagai berikut:

Guru:
· Belum melakukan apersepsi dengan baik
· Belum menggunakan alat peraga
Siswa:
Tidak semangat belajar di kelas karena tidak termotivasi
Siklus I:
Meningkatkan apersepsi
Siklus II:
Penggunaan metode demosntrasi

KONDISI AWAL

TINDA-KAN

KONDISI AKHIR

Menggunakan metode demonstrasi

MOTIVASI BELAJAR SISWA
MENINGKAT



Bagan 2.1: Kerangka berpikir PTK


D.      Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”. (Arikunto, 2012:71). Berdasarkan literasi yang telah disampaikan di atas, hipotesis yang dapat ditarik adalah sebagai berikut:
Ha     :  Melalui penggunaan metode demonstrasi dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.      Setting Penelitian
1.    Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan tanggal 15 dan 17 November 2014 tahun ajaran 2014/2015. Waktu penelitian ditentukan pada tanggal tersebut karena jadwal pelajaran biologi di kelas X MIA 4 dengan materi metode ilmiah. Bab Ruang Lingkup Biologi sendiri telah disampaikan 2 kali proses pembelajaran, dan konsep metode ilmiah juga telah diajarkan pada masing-masing kelas X MIA. Pertemuan ketiga dari bab Rung Lingkup Biologi dijadikan sebagai penelitian tindakan kelas khusus kelas X MIA 4 sebagai bahan perbaikan terhadap proses pembelajaran yang kurang membuat siswa termotivasi dan penguasaan konsep yang rendah.

2.    Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 4 Cirebon kelas peminatan X MIA 4. Pelaksanaan di kelas tersebut karena siswa kelas X MIA 4 kurang termotivasi dalam belajar yang diketahui dengan menurunnya respon siswa terhadap materi yang disampaikan guru, aktivitas siswa yang pasif, dan penguasaan konsep yang lebih rendah dibanding kelas-kelas X MIA lainnya.

B.       Subjek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 4 Cirebon. Subjek penelitian adalah siswa kelas X MIA 4 yang berjumlah berjumlah 40 orang; dua belas orang siswa laki-laki dan delapan belas orang siswa perempuan. Sedangkan objek penelitiannya adalah penerapan metode pembelajaran demonstrasi.


C.      Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:
1.    Sumber data dari siswa
Sumber data dari siswa diperoleh dengan pengamatan aktivitas belajar siswa di kelas selama pembelajaran di langsungkan. Hasil belajar siswa dan motivasi belajar siswa kelas X MIA selama proses belajar mengajar sebelumnya menjadi sumber data yang dapat saling dibandingkan, sehingga melalui perbandingan hasil belajar dan motivasi siswa antar kelas dapat diketahui bahwa kelas X MIA memiliki motivasi belajar yang paling rendah.

2.    Sumber lain dari guru atau teman sejawat
Melakukan pengumpulan informasi mengenai siswa kelas X MIA 4 dari guru lain yang mengampu mata pelajaran lain. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan perspektif yang sama dari sesama guru mengenai hasil belajar dan motivasi kelas X MIA 4 di SMA Negeri 4 Cirebon. Dengan demikian, guru dapat menerapkan penelitian tindakan kelas dengan menemukan solusi yang dibutuhkan siswa dalam.

D.      Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1.    Teknik Pengumpulan Data
a.    Angket
Angket yang penulis buat berupa pernyataan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran berbasis sains budaya lokal Ngahuma pada konsep ekosistem. Angket dalam penelitian ini adalah angket tertutup, jawaban angket sudah disediakan oleh penulis selanjutnya responden tinggal memberikan pilihan dengan cara menceklis jawaban yang dianggap sesuai pada tabel yang sudah disediakan.
Menurut Sukardi (2007) bentuk angket model skala Likert mengharuskan responden untuk menjawab semua pertanyaan dengan jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju).
Tabel 3.1: Penilaian dalam angket
Jenis penilaian
SS
S
TS
STS
Angket positif
4
3
2
1
Angket negatif
1
2
3
4

b.    Observasi
Observasi adalah suatu cara yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan teknik yang dilakukan dengan cara pengamatan secara teliti dan sistematis, (Arikunto : 2012). Lembar observsi ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Dengan cara meneliti motivasi siswa selama mengikuti pembelajaran dengan konsep “Metode Ilmiah” di kelas X MIA 4 SMA Negeri 4 Cirebon.

2.    Alat Pengumpulan Data
a.    Pedoman angket
Angket yang digunakan bersifat tertutup dengan alternatif jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Pernyataan dalam angket terdapat positif dan negatif. Berikut ini adalah kisi-kisi dari angket dalam penerapan metode demonstrasi untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.
KISI-KISI INSTRUMEN ANGKET SISWA
NO
INDIKATOR
NO ANGKET
Pernyataan Positif
Pernyataan Negatif
1.
Dorongan siswa terhadap pembelajaran biologi dengan metode demonstrasi
1,2
3, 8
2.
Ketertarikan siswa terhadap penelitian sederhana
5
4, 6
3.
Ketertarikan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran biologi
7, 13
9
4.
Ketertarikan siswa terhadap konsep metode ilmiah
11
12
5.
Motivasi siswa untuk merefleksikan metode ilmiah dalam pelajaran lainnya atau kehidupan sehari-hari
9, 14
16
b.    Lembar observasi
Observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung baik pada siklus 1 dan siklus 2. Observasi bertujuan untuk mengetahui respon siswa yang menunjukkan motivasi siswa dalam pembelajaran biologi konsep Metode Ilmiah. Berikut ini adalah kisi-kisi dari instrumen observasi.
KISI-KISI OBSERVASI
No.
Indikator observasi
Nomor observasi
1
Tertarik untuk melakukan penelitian sederhana
1, 2
2
Pemahaman untuk menentukan tahapan metode
 ilmiah
4, 5
3
Aktif dan tanggap selama proses pembelajaran
6, 7
4
Peduli terhadap dampak penelitian
8

E.       Analisis Data
1.    Observasi
Aktivitas yang diamati dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain sebagai berikut: 1) Melakukan pengamatan pergerakan insang dan tubuh ikan; 2) Melakukan percobaan sesuai prosedur kerja; 3) Menentukan rumusan masalah dalam penelitian; 4) Menentukan variabel penelitian; 5) Bekerjasama dengan teman kelompok; 6) Mengajukan pertanyaan pada guru; 7) Berdiskusi untuk menguraikan tahapan metode ilmiah, dan; 9) Peduli pada ikan yang masih hidup dan bertanggungjawab.
Cara menghitung skor observasi:
Skor total =
Kriteria interpretasi skor sebagai berikut:
A = ≥ 85 (Sangat baik)
B = 75 – 84 (Baik)
C = 65 – 74 (Cukup)
D = 55 – 64 (Kurang)
E = < 55 (Sangat kurang)
2.    Angket
Angket digunakan untuk mengetahui motivasi siswa terhadap penerapan metode pembelajaran demonstrasi pada konsep Metode Ilmiah.
Cara menghitung skor angket muatan positif (+):
Skor untuk 8 orang menjawab (SS)    = 10 x 4           = 40
Skor untuk 20 orang menjawab (S)     = 20 x 3           = 60
Skor untuk 2 orang menjawab (TS)    = 10 x 2           = 20
Skor untuk 0 orang menjawab (STS) = 0 x 1             = 0
Jumlah                                                 = 120

Cara menghitung skor angket muatan negatif (-):
Skor untuk 8 orang menjawab (SS)    = 0 x 4             = 0
Skor untuk 20 orang menjawab (S)     = 10 x 3           = 60
Skor untuk 2 orang menjawab (TS)    = 20 x 2           = 40
Skor untuk 0 orang menjawab (STS) = 10 x 1           = 10
Jumlah                                                 = 120

a.    Jumlah skor ideal untuk setiap item (skor tertinggi)
4 x 40 = 160
b.    Presentase skor angket yaitu:  x 100 %

c.    Skor item yang ditentukan:  x 100 % = 75 % (kuat)
d.   Selanjutnya angket diinterpretasi dengan kriteria nilai:
0% - 20%             = sangat lemah
21% - 40%           = lemah
41% - 60%           = cukup
61% - 80%           = kuat
81% - 100%         = sangat kuat



F.       Indikator Kinerja
Keberhasilan pada penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat pada dua kategori, yaitu pada proses pembelajaran yang diperoleh dari data kualitatif dan hasil pembelajaran yang diperoleh dari data kuantitatif. Kategori keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari Penilaian sikap/afektif siswa (motivasi siswa) seperti jujur, disiplin, peduli, santun, dan bersungguh-sungguh. Kategori keberhasilan pada motivasi belajar minimal pada tingkat “baik”.
Sebelum pembelajaran diterapkan metode demosntrasi, motivasi siswa rendah dan penguasaan konsep juga rendah. Setelah penerapan metode demostrasi, indikator keberhasilan dalam penelitian ini bisa dilihat dengan peningkatan motivasi belajar siswa yang ditandai dengan meningkatnya respon siswa terhadap materi yang disampaikan guru, keaktifan siswa dalam melakukan penelitian sederhana, serta ketertarikan siswa untuk melakukan demonstrasi di kelas.
Kategori keberhasilan mengenai hasil pembelajaran dapat dilihat dari penguasaan dan pemahaman siswa terhadap kompetensi Metode Ilmiah. Keberhasilan pada hasil pembelajaran ditandai dengan jumlah siswa yang memiliki nilai sama atau lebih dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 70) mencapai 80%, dan jika jumlah siswa yang memiliki nilai dibawah nilai KKM tidak mencapai 80% maka proses pembelajaran tidak berhasil (gagal), sehingga harus dilakukan siklus kedua, ketiga dan seterusnya. Namun jika proses pembelajaran berhasil, maka tetap dilakukan sampai siklus kedua untuk penguatan keberhasilan pembelajaran.

G.      Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan motivasi siswa yang terdiri atas 2 siklus. Penelitian tindakan kelas dimulai dengan melakukan analisis terhadap kondisi kemampuan pembelajaran Ruang Lingkup Biologi. Penelitian ini selanjutnya terdiri dari perencanaan, implementasi/pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Kemmis S, 1990 dalam Purwanto, 2011 : 5). Keempat tahapan tersebut merupakan satu siklus. Apabila pada siklus I mengalami kegagalan, prosedur penelitian tindakan kelas diulangi pada siklus II, III dan seterusnya.
Apabila siklus I berhasil, penelitian tindakan kelas juga dapat dilanjutkan ke siklus II, III dan seterusnya sebagai penguatan hasil pengamatan untuk melihat keberhasilan metode pembelajaran yang dipakai. Rencana tindakan pada masing-masing siklus dalam PTK dibagi menjadi 4 kegiatan, yaitu (1) Perencanaan, (2) Implementasi tindakan, (3) Observasi dan evaluasi, serta (4) Analisis dan refleksi, (Purwanto, 2011 : 7).
ya
Berhasil
Sudah cukup
Selesai
Penerapan metode demonstrasi untuk menumbuhkan moti-vasi belajar siswa
Mulai
Planning
Acting
Observating
Reflecting
Mengulang siklus II, dst
tidak
tidak
ya

Bagan 3.1: Prosedur PTK

Berikut ini deskripsi dari setiap tahap siklus 1 penelitian tindakan kelas “Penggunaan Metode Demonstrasi Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa pada Konsep Kerja Ilmiah dalam Mata Pelajaran Biologi Kelas X MIA 4 di SMAN 4 Cirebon.”
1.         Planning
Tahap perencanaan dilakukan dengan dibuat RPP Metode Ilmiah melalui metode demonstrasi. Perencanaan pembelajaran/langkah kerja pada penelitian tindakan kelas siklus 1 adalah sebagai berikut :
a.     Penyusunan pengembangan silabus dan penilaian pembelajaran yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, penilaian, alokasi waktu, sumber belajar, bahan dan alat yang digunakan.
b.    Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
c.     Menyusun skenario pembelajaran dengan memperbaiki cara menyampaikan apersepsi.
d.    Menyiapkan instrumen untuk mengukur motivasi belajar siswa.

2.    Acting
Setelah tahap perencanaan, selanjutnya proses pembelajaran dilaksanakan pada kelas X MIA 4 SMA Negeri 4 Cirebon sesuai jadwal penelitian yang disusun berdasarkan jadwal pelajaran Biologi kelas X MIA 4 di kelas tersebut dengan setiap pertemuan berlangsung selama 3 x 45 menit dan pada satu siklus terdapat 2 kali pertemuan. Jumlah keseluruhan ada 3 kali pertemuan.
Di siklus 1, data pengamatan diperoleh dengan cara observasi. Tindakan yang dilakukan di siklus 1 adalah dengan peningkatkan apersepsi untuk membangkitkan semangat belajar siswa yaitu dengan cara menceritakan profesi yang diminati siswa (dokter, guru, saintis, dll) dengan metode ilmiah yang pasti digunakan dalam menjalani profesi-profesi tersebut.

3.    Observing
Kegiatan mengobservasi siswa dalam proses pembelajaran digunakan lembar observasi dengan tujuan mengetahui motivasi belajar siswa. Observasi ini dilakukan selama penelitian berlangsung agar data yang didapatkan valid.
4.    Reflecting
Tahap selanjutnya yaitu refleksi dengan menganalisis data. Hasil dari siklus 1 berhasil atau tidak dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa, tetap dilanjutkan ke siklus 2 dengan pembelajaran dengan penerapan metode demonstrasi. Setelah penerapan metode demonstrasi, siswa diharapkan sudah mampu untuk menentukan rumusan masalah dan variabel penelitian dalam konsep Metode Ilmiah.

Siklus kedua memiliki tahapan yang sama dengan siklus pertama. Pada siklus 2 ini, hasil analisis data dari siklus 1 dibuat untuk menentukan suatu solusi atas permasalahan, yaitu motivasi belajar siswa yang rendah. Berikut ini tahapan dalam siklus ke-2.
1.    Planning
Perencanaan penelitian sangat penting untuk keberlangsungan penelitian, karena segala perangkat yang dibutuhkan dalam penelitian ditentukan dalam tahap ini. Tahap perencanaan dalam siklus 2 meliputi:
a.    Penyusunan pengembangan silabus dan penilaian pembelajaran yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, penilaian, alokasi waktu, sumber belajar, bahan dan alat yang digunakan.
b.    Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sesuai dengan hasil siklus 1.
c.    Menyusun skenario pembelajaran dengan menerapkan metode pembela-jaran demonstrasi.
d.   Menyiapkan instrumen untuk mengukur motivasi belajar siswa (agket dan observasi).

  1. Acting
Setelah tahap perencanaan, selanjutnya proses pembelajaran dilaksanakan pada kelas X MIA 4 SMA Negeri 4 Cirebon sesuai jadwal penelitian yang disusun berdasarkan jadwal pelajaran Biologi kelas X MIA 4 di kelas tersebut dengan setiap pertemuan berlangsung selama 3 x 45 menit dan pada satu siklus terdapat 2 kali pertemuan. Jumlah keseluruhan ada 3 kali pertemuan.
Deskripsi tindakan (acting) yang dilakukan pada siklus 2, sesuai dengan langkah kerja/skenario dalam metode pembelajaran demonstrasi, yaitu sebagai berikut:
a.    Siswa mempersiapkan alat dan bahan berupa ikan, air, cuka, detergen, garam, stopwatch dan toples bening.
b.    Guru membimbing siswa untuk melakukan penelitian sederhana mengenai pengaruh lingkungan terhadap kehidupan ikan dengan cara menambahkan air cuka, garam, dan detergen pada masing-masing toples yang berisi ikan dan air. Siswa kemudian mengamati pergerakan tubuh dan insang ikan selama 5 menit, dan mengamati perubahan lainnya seperti terdapatnya lendir pada tubuh ikan.

3.    Observing
Setelah menetapkan tindakan berupa demonstrasi, langkah selanjutnya yaitu mengobservasi, baik dalam siklus 1 maupun 2, observasi yang dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi selama proses pembelajaran untuk mengetahui aktivitas siswa sesuai dengan penilaian indikator dalam lembar observasi. Juga mengerahkan angket untuk mengetahui peningkatkan motivasi belajar siswa.

4.    Reflecting
Melakukan analisis terhadap hasil instrumen observasi maupun angket. Jika hasil analisis secara kuantitatif sudah cukup menunjukkan peningkatan motivasi, maka penelitian telah selesai. Jika hasilnya tidak menunjukkan peningkatkan motivasi, maka dilanjutkan ke siklus selanjutnya.




H.      Hasil dan Pembahasan
Pembelajaran siklus 1 dilakukan pada pertemuan 1 dengan penerapan apersepsi lebih banyak dibandingkan biasanya. Hasilnya belum cukup untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa terhadap konsep “Metode Ilmiah”. Kemudian solusinya yaitu dengan penerapan metode demonstrasi yang dilakukan pada siklus kedua. Metode demostrasi ini merupakan metode pembelajaran yang dalam penyajian pelajarannya dilakukan dnegan mempergakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya maupun hanya berupa imitasi, (Sanjaya, 2011:152).
Berdasarkan definisi tersebut, dapat dijabarkan bahwa kelebihan metode demonstrasi sehingga bisa meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap konsep Metode Ilmiah antara lain sebagai berikut.
·      Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda.
·      Memudahkan berbagai jenis penjelasan.
·      Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkrit, dengan menghadirkan obyek sebenarnya maupun tiruan.
·      Perhatian anak didik dapat di pusatkan, dan titik berat yang dianggap penting oleh guru dapat di amati.
·      Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang didemonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain.
·      Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar.
·      Dapat menambah pengalaman anak didik.
·      Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di sampaikan.
·      Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pengajaran lebih jelas dan konkrit.
·      Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karena ikut serta berperan secara langsung.
·      Menambah keaktifan untuk berbuat dan memecahkan sendiri sebuah permasalahan.
·      Dapat melaksanakan metode ilmiah dengan baik.
Berdasarkan kelebihan-kelebihan metode demonstrasi yang dipaparkan di atas, yang paling menonjol untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa yaitu metode demonstrasi meningkatkan pengalaman siswa, dapat menjawab konsep yang  masih dipertanyakan siswa, ikut berperan aktif, serta memecahkan sendiri sebuah permasalahan. Selain itu, mempergakan suatu konsep biologi bisa menjadi kenikmatan sendiri dalam bidang biologi, untuk itu belajar sambil melakukan jauh lebih menyenangkan dan mudah.
Hal tersebut bisa dijelaskan dalam kerucut pengalaman belajar Edgar Dale bahwa semakin abstrak suatu konten pembelajaran, informasi yang diperoleh siswa semakin rendah. Sedangkan semakin konkrit suatu materi, informasi dapat diperoleh siswa dengan maksimal. Teori pengalaman belajar Harginson dalam Sujarwo (2012) menyebutkan bahwa perolehan informasi siswa dalam belajar yaitu 10% dari yang didengar, 50% dari yang dilihat, 60% dari yang dikatakan, dan 90% dari yang dilakukan. Metode demonstrasi membuat siswa untuk melakukan suatu peraga atas konsep biologi sehingga dapat terjadi peningkatan pengalaman belajar serta motivasi belajar siswa.
Gambar 1: Kerucut pengalaman belajar Edgar Dale
(Sumber: Sujarwo, http://www.uny.ac.id)

Berdasarkan kerucut tersebut, metode demonstrasi menempati baris keempat dalam membuat konkret suatu konsep, sehingga siswa tertarik belajar dengan benda yang ada/nyata dan bisa dipegang dibandingkan konsep yang mereka baca dari buku atau sumber tertulis lainnya.
Metode demonstrasi juga memiliki kelemahan, yaitu sebagai berikut.
·      Sukar dimengerti bila guru kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
·      Memerlukan waktu yang cukup banyak.
·      Apabila terjadi kekurangan media, model peraga menjadi kurang efesien.
·      Memerlukan biaya untuk membeli bahan-bahannya.
·      Memerlukan tenaga yang tidak sedikit
·      Apabila siswa tidak aktif maka model demonstrasi menjadi tidak efektif.
·      Murid yang kurang mempunyai daya intelektual yang kuat kurang baik hasilnya.
Meski ada kekurangan dalam metode demonstrasi, kunci utama untuk meminimalisir kekurangan tersebut adalah perencanaan pembelajaran yang matang dan telah dirumuskan dalam bentuk RPP komplit dengan instrumen-nya.
Seperti tertera dalam kajian pustaka bahwa cara membangkitkan motivasi siswa menurut Slameto (2003:175) yaitu dengan menggairahkan siswa, memberikan harapan realistis, memberi insentif, dan mengarahkan. Cara tersebut bisa dilakukan dengan penerapan metode demonstrasi. Demonstrasi = membuat suasana belajar tidak monoton dan membosankan sehingga siswa lebih bergairah dalam belajar, juga dapat memberi harapan realistis yaitu dengan membuat konkrit konsep sehingga siswa berhasil dalam menentukan tahapan metode ilmiah. Keberhasilan siswa tersebut diberi apresiasi oleh guru berupa penghargaan pujian atau lainnya. Selama proses demonstrasi berlangsung, siswa diarahkan untuk berperilaku dan memperlakukan objek pengamatan (ikan) dengan baik.
Motivasi yang dimunculkan dengan metode demonstrasi termasuk motivasi ekstrinsik karena berupa rangsangan dari luar yang berkaitan dengan aktivitas pembelajaran. Siswa mengalami peningkatkan hasil belajar dan perilaku yang baik merupakan indikasi bahwa fungsi motivasi telah tercapai.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rhineka Cipta.
Dimyati, dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, O. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan. Jakarta: Bumi Aksara.
Mamik. 2010. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan dan Kebidanan. Sidoarjo: Prins Media Publishing.
Pasaribu. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.
Purwanto, R. 2011. Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Sistem Koordinasi Melalui Metode Pembelajaran Teaching Game Team Terhadap Siswa Kelas Xi IPA SMA Smart Ekselensia Indonesia Tahun Ajaran 2010-2011. Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa.
Sabri, A. 2005. Strategi Belajar Mengajar Microteaching. Jakarta: Quantum Teaching.
Sadirman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiono. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, A. 2013. Cooperative Learning. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Suwardi. 2007. Manajemen Pembelajaran. Jawa Tengah: STAIN Salatiga Press.
Yunsirno. 2010. Tetrabook Keajaiban Belajar. Pontianak: Pustaka Jenius Publishing.



LEMBAR KERJA SISWA ( L K S )
Nama            :  
Kelas            :
No. Absen    :
Judul penelitian : Mengetahui pengaruh kondisi air (lingkungan) terhadap kehidupan ikan mas.
Alat dan bahan :
1.       Ikan mas 6 ekor                                   5.  Garam
2.      Toples transparan 3 buah                      6. Cuka
3.      Sendok                                                 7. Detergen
4.      Air                                                        8.  Stopwatch
Langkah kerja :
  1. Siapkan 3 toples berisi air dengan volume sama, lalu masukkan ikan masing-masing 2 ekor tiap toples.
  2. Toples 1 diberi garam 3 sendok, toples 2 diberi cuka 3 sendok, dan toples 3 diberi detergen 3 sendok, sehingga diperoleh perubahan lingkungan bagi ikan, yaitu air garam, air sabun, dan air asam.
  3. Amati gerak tubuh dan gerak insang ikan pada ketiga toples tersebut selama 5 menit.
  4. Amati perubahan lain yang terjadi pada ikan-ikan.

Tugas!
Tentukan metode ilmiah berikut berdasarkan penelitian yang telah dilakukan!
1.      Rumusan masalah: __________________________________________
2.      Variabel penelitian:
c.    Variabel bebas       :_______________________________________
d.   Variabel terikat      :_______________________________________
e.    Variabel kontrol     : _______________________________________
3.      Sebutkan dan jelaskan tahap-tahap metode ilmiah yang telah dilakukan!
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
LEMBAR OBSERVASI

     I.          Tujuan
Untuk mengetahui peningkatan motivasi siswa melalui penggunaan metode demonstrasi selama pembelajaran biologi dengan bahasan “Metode Ilmiah“.
  II.          Petunjuk
1.        Isilah pernyataan-pernyataan dibawah ini dengan jujur sesuai aspek yang dimiliki oleh siswa yang diamati
2.        Berilah skor untuk setiap pernyataan yang sesuai dengan kenyataan siswa yang diamati pada kolom yang tersedia
3.        Jawaban yang di berikan harus benar sesuai pengamatan dan kenyataan.
III.          Lembar Pengamatan Observasi
No
Nama Siswa
Aspek yang diamati
Skor Total
1
2
3
4
5
6
7
8
1.










2.










3.










4.










5.











IV.     Keterangan Aspek:


1.    Melakukan pengamatan gera-kan tubuh dan insang ikan.
2.    Melakukan percobaan sesuai prosedur kerja.
3.    Menentukan rumusan masalah dalam penelitian.
4.    Menentukan variabel penelitian.
5.    Bekerjasama dengan teman kelompok.
6.    Mengajukan pertanyaan pada guru.
7.    Berdiskusi untuk menguraikan tahapan metode ilmiah.
8.    Peduli pada ikan yang masih hidup dan bertanggungjawab.





  
Cirebon, November 2014
Observer


(…………….)


PEDOMAN PENILAIAN
(Kriteria Pemberian Skor Pada Lembar Observasi)

1.        Melakukan pengamatan gerakan tubuh dan insang ikan
Skala
Deskripsi
Skor
Sangat Baik
·      Mengamati gerakan ikan dan insang ikan dengan baik
·      Memperhatikan waktu dalam mengamati
·      Mengidentifikasi perubahan pada ikan dengan mantap
4
Baik
·      Hanya mengamati pergerakan ikan atau insang ikan saja
·      Tidak memperhatikan waktu pengamatan
·      Mengidentifikasi perubahan pada ikan dengan ragu-ragu
3
Cukup
·      Membantu teman menentukan waktu pengamatan tetapi tidak ikut serta mengamati
·      Mengetahui perubahan yang terjadi pada ikan dari teman lain, bukan hasil identifikasi sendiri
2
Kurang
·      Tidak berkontribusi dalam pengamatan
·      Sedikit mengetahui perubahan yang terjadi pada ikan
1

2.        Melakukan percobaan sesuai prosedur kerja
Skala
Deskripsi
Skor
Sangat Baik
·      Melakukan pengamatan sesuai prosedur kerja secara runut, rapih, dan tidak melakukan kekeliruan
4
Baik
·      Melakukan pengamatan sesuai prosedur kerja dengan sedikit kesalahan, tetapi meja kerja rapih.
3
Cukup
·      Melakukan pengamatan kurang sesuai prosedur dengan beberapa kesalahan, dan ketidak rapihan meja kerja
2
Kurang
·      Melakukan perngamatan tidak sesuai prosedur, banyak kesalahan dan mengotori meja kerja
1

3.        Menentukan rumusan masalah dalam penelitian
Skala
Deskripsi
Skor
Sangat Baik
·      Menemukan rumusan masalah dengan benar dan bahasa yang tepat
·      Membacakan rumusan masalah yang telah ditemukan
4
Baik
·      Menemukan rumusan masalah dengan benar tetapi bahasa kurang tepat
·      Membacakan rumusan masalah yang telah ditemukan
3
Cukup
·      Menemukan rumusan masalah kurang benar dan bahasa kurang tepat
·      Tidak membacakan rumusan masalah yang ditemukannya
2
Kurang
·      Menemukan rumusan masalah yang tidak benar dan tidak tepat dalam penulisannya
·      Tidak membacakan rumusan masalah yang ditemukannya
1

4.        Menentukan variabel penelitian
Skala
Deskripsi
Skor
Sangat Baik
·      Menentukan 3 variabel penelitian dengan benar
·      Membacakan variabel penelitian yang telah ditentukan
4
Baik
·      Menentukan 2 variabel penelitian dengan benar
·      Membacakan variabel penelitian yang telah ditentukan
3
Cukup
·      Menentukan 1 variabel penelitian dengan benar
·      Tidak membacakan variabel penelitian yang ditentukan
2
Kurang
·      Semua variabel penelitian salah
·      Tidak membacakan variabel penelitian yang ditentukan
1

5.        Bekerjasama dengan teman kelompok
Skala
Deskripsi
Skor
Sangat Baik
·      Memberi kesempatan teman untuk melakukan percobaan
·      Melakukan percobaan dengan kompak
·      Saling membantu dalam melakukan percobaan dengan perannya masing-masing
4
Baik
·      Hanya memberi kesempatan pada teman tertentu saja
·      Tidak kompak dengan beberapa anggota kelompok
·      Tidak melaksanakan perannya dengan maksimal
3
Cukup
·      Bekerja sendirian
·      Tidak peduli dengan anggota lain
·      Tidak ingin dibantu atau tidak membantu pekerjaan anggota lain
2
Kurang
·      Membiarkan teman bekerja sendirian
·      Terdapat perselisihan/kontra dengan anggota lain
·      Tidak berperan dalam kegiatan penelitian
1

6.        Mengajukan pertanyaan pada guru
Skala
Deskripsi
Skor
Sangat Baik
·     Mengajukan pertanyaan saat kesulitan menentukan aspek dalam metode ilmiah
·     Mengajukan pertanyaan dengan tepat
·     Mengajukan pertanyaan dengan bahasa yang jelas, dan tidak bertele-tele.
4
Baik
·     Mengajukan pertanyaan saat kesulitan menentukan aspek dalam metode ilmiah
·     Mengajukan pertanyaan dengan tepat
·     Mengajukan pertanyaan dengan bahasa yang jelas namun bertele-tele.
3
Cukup
·     Mengajukan pertanyaan saat kesulitan menentukan aspek dalam metode ilmiah
·     Mengajukan pertanyaan yang tidak tepat (tidak sesuai materi yang sedang dipelajari)
·     Mengajukan pertanyaan dengan bahasa yang tidak jelas dan bertele-tele.
2
Kurang
·     Tidak mengajukan pertanyaan atau mengajukan pertanyaan tapi tidak mengerti dengan yang ditanyakan
·     Mengajukan pertanyaan dengan tidak tepat (tidak sesuai materi yang sedang dipelajari)
·     Mengajukan pertanyaan dengan bahasa yang tidak jelas dan bertele-tele.
1

7.        Berdiskusi untuk menguraikan tahapan metode ilmiah
Skala
Deskripsi
Skor
Sangat Baik
·      Berdiskusi dengan anggota kelompok dengan posisi tertib
·      Tidak ribut dan tidak mengganggu teman
·      Tidak membicarakan hal selain bahasan metode ilmiah
·      Menetap di kelompoknya
4
Baik
·      Berdiskusi dengan anggota kelompok dengan posisi tertib
·      Sedikit ribut, tidak mengganggu teman
·      Membicarakan sedikit hal selain bahasan metode ilmiah
·      Pindah ke kelompok lain & kembali lagi ke kelompoknya
3
Cukup
·      Berdiskusi dengan anggota kelompok dengan posisi tidak tertib (duduk tidak rapih)
·      Ribut dan mengganggu beberapa teman
·      Membicarakan hal selain bahasan metode ilmiah
·      Pindah ke kelompok lain & kembali lagi ke kelompoknya
2
Kurang
·      Berdiskusi dengan anggota kelompok dengan posisi tidak tertib (duduk tidak rapih)
·      Ribut, bercanda gurau, dan mengganggu teman sekelas
·      Membicarakan hal selain pelajaran
·      Berpindah-pindah kelompok
1

8.        Peduli pada ikan yang masih hidup dan bertanggungjawab
Skala
Deskripsi
Skor
Sangat Baik
·      Segera menyelamatkan ikan yang masih berpotensi hidup
·      Membuang sampah pada tempatnya
·      Tidak membuang air pada tempat sampah
4
Baik
·      Terlalu lama menyelamatkan ikan yang masih berpotensi hidup
·      Membuang sampah pada tempatnya
·      Tidak membuang air pada tempat sampah
3
Cukup
·      Tidak peduli ikan yang masih berpotensi hidup
·      Membuang sampah tidak pada tempatnya
·      Tidak mengosongkan air dalam toples/wadah sebelum dibuang pada tempat sampah
2
Kurang
·      Tidak menyelamatkan ikan yang masih berpotensi hidup
·      Membuang sampah sembarangan
·      Membuang air di tempat sampah
1


Skor total =

Perolehan nilai:














INSTRUMEN ANGKET

Nama        :
Kelas        :
1.      Ketentuan  mengisi angket
a.       Isilah data responden dengan benar pada tempat yang telah disediakan
b.      Bacalah dengan baik setiap pertanyaan angket dengan teliti
c.       Berikanlah pendapat kamu terhadap masing-masing pertanyaan yang diberikan dengan menuliskan tanda checklist ( √ ) pada kolom jawaban sesuai dengan pilihan anda
d.      Pilihlah jawaban tersebut dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (SST)

No
Pernyataan
SS
S
KS
TS
STS
1
Saya senang belajar biologi dengan menggunakan metode demonstrasi





2
Saya tertarik dengan metode demonstrasi





3
Melalui metode demonstrasi saya tidak perlu banyak membaca*





4
Saya tidak terbiasa mengajukan pertanyaan*





5
saya senang dengan penelitian yang diberikan guru





6
Saya malas melakukan penelitian tersebut *





7
Saya suka bersebrangan pendapat pada saat diskusi





8
Saya tidak suka dengan metode yang guru terapkan *





9
Saya tertarik dengan penelitian di dalam maupun luar ruangan





10
Saya tidak suka belajar biologi karena membosankan*





11
Materi metode ilmiah mudah dipelajari





12
Saya tidak mampu  menentukan variabel dan rumusan masalah *





13
Saya suka pembelajaran dengan berkelompok





14
Saya termotivasi untuk melakukan penelitian sederhana lainnya





15
Saya tidak termotivasi untuk menggunakan tahapan metode ilmiah dalam menemukan solusi dari masalah*






Keterangan : Tanda  *  Pernyataan Negatif


Tidak ada komentar:

Posting Komentar