Rabu, 05 November 2014

YUK BIKIN TEMPE!


Siapa yang tidak tahu tempe, dalam bahasa negara lain pun tempe ya tempe. Makanan nasional bangsa Indonesia sejak lelulur kuno sampai jaman modern. Mungkin bisa dibilang makanan tradisi yang abadi. Tempe terbuat dari bahan utama kedelai (Glycine sp.) yang diolah dengan bioteknologi konvensional yaitu dengan memakai jasa mikroba berupa fungi atau jamur. Yang dikenal sebagai jamur tempe sebenarnya adalah jamur dari kelas Zygomycota yang bernama Rhizophus oryzae dan Rhizophus oligosporus. Jamur inilah yang menyulap butir-butir kacang kedelai menjadi tempe dengan rasa yang khas yang cocok dalam lidah segala ras.

Pengalaman membuat tempe dalam praktikum mikrobiologi ingin kujadikan sumber inspirasi bagi siapapun yang ingin memulai usaha. Tak susah sebenarnya membuat tempe, sangat sederhana. Berikut langkah-langkah pembuatan tempe yang saya lakoni dalam praktikum mikrobiologi.

1.      Disiapkan kedelai yang telah dicuci bersih kemudian direndam selama sehari penuh. Perendaman ini bermanfaat agar biji kedelai mengembang dan mudah difermentasi.

2.      Kedelai direbus hingga matang kemudian ditiriskan. Perebusan berguna agar biji kedelai menyerap air secara optimal dan menjadi lebih lunak.

3.      Rendam kembali kedelai selama 1-2 jam hingga berbuih. Perendaman kedua ini dimaksudkan sebagai pengasaman. Untuk fermentasi kedelai diperlukan pH yang cukup asam agar jamur bekerja maksimal. Dalam proses ini terdapat bakteri yang seperti Micrococcus sp. dan Lactobacillus sp. yang membuat biji kedelai jadi asam.

4.      Setelah itu kedelai dikuliti hingga kulit ari hilang semua dan biji kedelai terbelah dua. Kulit ari akan menghalangi hifa (serat-serat jamur) masuk ke dalam biji sehingga biji kedelai tidak lunak. Hal ini yang menyebabkan bulir kedelai yang masih utuh dalam tempe terasa lebih renyah dari kedelai yang telah terbelah.

5.      Kedelai dicuci kembali untuk menghilangkan air bekas rendaman agar pH tidak terlalu asam. Lalu kedelai ditaburi serbuk ragi tempe yang biasa dijual dipasaran. Takarannya 1 kg kedelai diberi setengah sendok makan ragi tempe. Diaduk hingga merata, jika tidak merata, tempe yang dihasilkan tidak sempurna.

6.      Kedelai dibungkus, baik itu menggunakan daun pisang, plastik, daun jati, dan sebagainya. Bungkus tidak mempengaruhi fermentasi, namun jika menggunakan daun jati, tempe akan lebih beraroma sedap.

7.      Bungkus tempe diberi lubang-lubang dengan ditusuk agar ada sedikit oksigen yang masuk. Oksigen ini berfungsi agar jamur yang tumbuh pada tempe tidak berwarna hitam. Oksigen yang cukup membuat tempe ditutupi jamur tempe berwarna putih bersih.

8.      Diamkan tempe dalam suhu ruang selama 1-2 hari hingga seluruh jamur menutupi tempe dan beraroma khas tempe.

Kandungan gizi dalam tempe sebenarnya tidak jauh dengan kedelai. Hanya saja bentuk gizi dalam tempe lebih sederhana sehingga mudah dicerna dan diserap tubuh, untuk itu tempe baik dikonsumsi oleh segala usia mulai dari bayi hingga manula. Kandungan dalam kedelai dan tempe meliputi protein, karbohidrat, lemak, asam amino.
 
 
Saya sudah mencoba, dan sukses dengan prosedur di atas. Sekarang, giliran Anda! Good luck :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar